Karena Saya Mencintai Pekerjaan Saya

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho
Sumber :
  • Koleksi Pribadi Sutopo Purwo Nugroho

Yang penting ikhtiar. Jadi ketika ada bencana, saya lihat tidak ada  di media. Saya buat.

Sambil menunggu dokter datang, sambil baringan, saya ketik, kirim. Saya update-update saja. Sudah sekalian saya kasih untuk kontak selanjutnya, hubungi ini. ha.ha, itu biar tidak tetap telepon (saya lagi).

Kemarin, saya dioperasi, tetap banyak telepon. Ya sudah, saya layani. Saya pikir-pikir sudahlah, masyarakat sepertinya banyak yang merindukan saya.

Jadi meskipun sakit, saya tetap tegar konferensi pers siapin bahan dan lain-lain. Bagian dari niat saya agar saya melayani dengan baik teman-teman media.

Media bisa mengabarkan kepada masyarakat kondisinya seperti ini. Kalau saya diam, tidak ada keuntungan buat saya. Akhirnya banyak informasi yang menyesatkan. Jadi nikmati saja.

Untuk proses kaderisasi berikutnya?

Sebenarnya banyak sudah yang latih, dokter pun saya latih. Tapi ya tadi, passion-nya tidak ada. Kalau saya kan begitu ada bencana saja, dungg, langsung analisis, saya cari informasi ke BPBD, habis itu saya cari berita, terus rilis.

Pak Willem (Kepala BNPB) juga nanyain, "Kamu itu harus mengkader (orang). Enggak bisa tergantung kamu,".

Lah, sudah Pak. Dokter lulusan luar negeri juga sudah ajari. Tapi ya tidak bisa juga, itu passion.

Enggak minta Kepala BNPB menyampaikan di rapat?

Sudah. Dalam rapat-rapat itu banyak menanyakan. Tapi apakah begitu bencana langsung (cari data)?

Pernah ditawari jadi staf ahli presiden untuk bencana?

Enggak. Saya di sini aja. Sudahlah. Di sana capek. Kalau lima tahun enggak kepilih lagi, lah saya balik ke mana?

Saya jabatan-jabatan politis itu enggak terlalu tertarik, mending saya di sini, bebas, lebih bermanfaat.

Terakhir, apa pesan bapak untuk para pejuang kanker?

Bagi masyarakat yang menderita kanker, tetap semangat. Orang meninggal itu bukan karena kankernya, tapi karena jiwanya.

Saya bersyukur saya masih bisa berobat. Bayak saudara-saudara kita yang meninggal karena tidak bisa berobat karena tak memiliki uang. Ya, saya tetap harus bisa memberikan manfaat kepada orang lain. Amal perbuatan itu kan dicatat terus.