Seperti Bola, Ada Gaji dan Transfer Pemain Game Online

Ketua Umum IeSPA, Eddy Lim.
Sumber :
  • Google photos

Berapa sih nilai pasar e-sport?
Saya sendiri sebenarnya ga punya data itu. Ada juga dari dari luar tapi kan rata-rata perkiraan. Yang jelas, Indonesia itu nomor 4 untuk pasar game paling besar di dunia. Sedangkan di Asean, Indonesia masih di bawah Filipina dan Malaysia.

Kok bisa Indonesia kalah dari Malaysia?
Ya, karena mereka mainnya serius. Indonesia kan karakter orangnya seperti itu. Semua mau jadi gamers tapi ga serius, hanya sekedar mau. Padahal Eropa, China dan Korea sudah cukup bagus industri game-nya.

Korea?
Iya, Korea sudah mature pasar game-nya. Ini semua balik ke karakter orang-orangnya sih. Tahu sendiri kan warga Korea kayak gimana kalau bekerja.

Ada data ga sih, soal penghasilan gamers?
Dulu gamers berawal dari warnet. Lama kelamaan mereka membentuk tim. Penghasilan mereka rata-rata dari hadiah kejuaraan. Sekitar 2,5 tahun lalu, rata-rata hadiah kompetisi game berkisar Rp6 juta untuk juara. Itu udah gede dulu. Sekarang hadiahnya bisa sampai ratusan juta, bahkan miliaran. Sekarang kalau kompetisi game hanya berhadiah 20-30 juta, pemain pro-nya pasti ga ada yang mau ikut.

Hanya dari hadiah kejuaraan?
Ada juga sih beberapa yang digaji. Kisarannya bisa 5-10 juta per bulan untuk satu tim dengan pemain profesional. Seperti yang saya bilang, e-sport ini mirip olahraga bola. Bahkan ada transfer pemain segala.

Siapa yang ditransfer?
Ada satu gamers Indonesia yang ditransfer dari satu tim ke tim yang lain, tapi saya belum tahu apa itu benar atau tidak. Kabarnya, nilai transfernya Rp400 juta.

Berarti ada data dong, siapa gamers lokal yang paling kaya?
Engga ada data pastinya. Kalau kaya dari main game saya belum ada datanya. Tapi kalau dia kaya sebelum main game, banyak.

Ga berminat bentuk tim e-sport, pak?
e-Sport itu bukan cuma soal tim tapi semua lingkup manajerial, sama seperti bola. Harus ada yang urus merchandise, stadion, agensi. Rata-rata gamers di Asean digaji USD4.000 sampai USD5.000 per orang. Itu yang pro, tier 1. Indonesia masih kategori tier 2.