Bisnis Menggiurkan Ternak Unggas Ala Thailand
- VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA.co.id – Ide berbisnis ternak, khususnya unggas telah banyak diminati masyarakat Indonesia di berbagai peloksok daerah. Namun, cara beternak tradisional, yang masih saja digunakan, menjadikan hasil peternakan Indonesia kerap tak maksimal.
Patut diakui, output yang dihasilkan peternak asal Indonesia, masih kalah jauh dari negeri tetangga, yakni Thailand. Peternakan di Negeri Gajah Putih itu kini, bahkan menjadi rujukan usaha peternakan dunia.
Sebuah perusahaan raksasa bidang pakan ternak Indonesia, yakni PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, baru-baru ini menyatakan komitmennya untuk mengubah paradigma peternakan Indonesia, agar mampu meningkatkan produksi ternak dan berdaya saing di negeri luar.
Caranya, dengan memberikan program pendampingan dan bimbingan peternak unggas Indonesia beralih dari peternakan konvensional menuju cara modern.
Menurut Vice Presiden Charoen Pokphand Indonesia, Desianto Budi Utomo, salah satu program yang kini masif diberikan adalah gerakan bedah kandang di berbagai pelosok nusantara.
"Program pendampingan dan bimbingan teknis peternak ini sebelumnya sukses di Jawa Barat dan Jawa Timur. Kini, kita teruskan untuk 100 kandang di Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta," ujar Desianto di Semarang, Kamis 23 Februari 2017.
Bimbingan teknis ini, kata Desianto, penting dilakukan agar peternak unggas Indonesia mampu memperbaiki dan mengoptimalkan potensi kandang yang dimiliki. Tujuannya, agar paradigma peternak kita bisa mengikuti kesuksesan peternakan modern di Thailand.
Gerakan bedah kandang pun diberikan pihaknya secara gratis dengan pendampingan selama empat bulan. Para pemilik kandang juga diberikan bantuan peralatan peternakan, seperti tempat pakan, tempat minum otomatis, pemanas, atau gasolec, kipas, dan tirai.
Sementara itu, Koordinator Area Bedah Kandang Jateng-DIY, Gatut Wahyudi mengakui, pemberian alat peternakan modern membuat peternakan semakin efisien. Pihaknya juga bekerja sama dengan Dinas Peternakan Provinsi.
“Jadi, ini dibuatkan standarisasi, yang nanti ujungnya meningkatkan pendapatan peternak. Mereka akan kami beri peralatan ternak modern, dan bimbingan teknis,” ujar Gatot.
Berdasarkan pengamatannya selama ini, para peternak masih mempertahankan gaya tradisional terkait cara beternak mereka. Hal itu yang kerap berimbas pada panen yang jauh dari maksimal.