Ini Pengaruh Investment Grade S&P ke Dompet Anda

Standard & Poor's
Sumber :
  • CNBC.com

VIVA.co.id – Pekan lalu, ramai diberitakan kenaikan peringkat surat utang pemerintah Indonesia oleh lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) dari BB+ speculative – non investment grade menjadi BBB- lower medium grade – investment grade. Banyak pihak gembira dengan kenaikan peringkat ini, terutama Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai bendahara negara maupun sebagai pengelola anggaran negara.  

Kegembiraan itu dinilai wajar. Sebab, selama ini S&P terbilang pelit menaikkan peringkat Indonesia dibandingkan dua lembaga peringkat lain, yakni Moody's Investor Services dan Fitch Ratings. Dengan demikian, sekarang lengkap sudah ketiga lembaga rating utang dunia ini memberikan peringkat investment grade kepada Indonesia, setidaknya untuk sementara ini.
 
Pertanyaannya, adakah dampak kenaikan peringkat surat utang ini bagi keuangan pribadi masyarakat? Jika ada, bagaimana dampak itu terjadi? Berikut ini penjelasan Halomoney.co.id, mengutip dari berbagai sumber. 

Pertama, kenaikan peringkat utang menjadi investment grade ini secara langsung memengaruhi kondisi keuangan perusahaan. 

Perusahaan akan semakin mudah mendapatkan pinjaman, terutama dari luar negeri karena investor asing yang tadinya terhambat masuk karena rating S&P belum investment grade, akan segera masuk dan membenamkan dananya di surat utang Indonesia. 

“Antara lain bisa mengundang investor konservatif dari Jepang,” terang Budi Hikmat, Kepala Ekonom dan Direktur Investor Relations Bahana TCW Investment Management, dalam keterangan tertulis kepada Halomoney.co.id.  

Selain pinjaman yang lebih mudah, biaya bunga yang didapat akan lebih murah. Akibatnya, perusahaan akan terdorong mendapatkan dana pinjaman untuk berbagai proyek dan kegiatan produktif sehingga menggulirkan ekonomi. 

Kedua, perusahaan-perusahaan yang akan terkena dampak positif ialah perusahaan di sektor perbankan, konstruksi, infrastruktur, properti, produsen semen, dan importir. Dampak positif akan dialami oleh enam sektor usaha itu terjadi secara berbeda-beda. 
 
Ketiga, sektor perbankan akan lebih mudah dan murah untuk mendapatkan pinjaman valas sehingga penyaluran kredit lebih besar. Sedangkan sektor konstruksi dan infrastruktur akan diuntungkan dengan penurunan suku bunga pinjaman sehingga beban utang mereka akan berkurang.