5 Fakta di Balik Hilangnya Michael Rockfeller Di Tanah Papua
- lediknas.com
VIVA – Michael Rockfeller merupakan antropolog yang sudah sering bepergian, seperti tinggal di Jepang dan Venezuela selama berbulan-bulan, dan saat itu dia mendambakan sesuatu yang baru, yaitu ingin memulai ekspedisi antropologis ke tempat yang jarang dilihat orang.
Setelah berkonsultasi dengan Museum Etnologi Nasional Belanda, Michael memutuskan untuk melakukan perjalanan ke wilayah yang dikenal sebagai Nugini Belanda (kini Papua). Ia pergi ke sana dengan niat untuk mengumpulkan kesenian orang Asmat yang tinggal di sana.
Tapi Sosok Michael Rockfeller hilang saat kejadian nahas menimpanya. Penasaran kejadian-kejadian apa? VIVAmerangkumnya dari berbagai sumber mengenai di balik hilangnya Michael Rockfeller sebagai berikut:
1. Ekspedisi Pertama Ke Asmat
Pesona Karya Seni Suku Asmat
- VIVAnews/Fernando Randy
Pada 1960-an, otoritas kolonial Belanda dan misionaris sudah berada di pulau itu selama hampir satu dekade, tetapi banyak orang Asmat belum pernah melihat orang kulit putih.
Dengan kontak yang sangat terbatas dengan dunia luar, suku Asmat percaya bahwa tanah di luar pulau mereka dihuni oleh makhluk halus, dan ketika orang kulit putih datang dari seberang laut, mereka melihat mereka sebagai semacam makhluk gaib.
Michael Rockefeller dan tim peneliti dan pembuat dokumenternya sangat penasaran dengan desa Otsjanep, rumah bagi salah satu komunitas utama Asmat di pulau Papua.
Penduduk setempat tidak mengizinkan peneliti kulit putih untuk membeli artefak budaya, seperti tiang bisj, pilar kayu berukir rumit yang berfungsi sebagai bagian dari ritual dan ritual keagamaan Asmat.
Michael merasakan ha itu sebagai pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat Barat dan dia lebih ingin membawa dunia barat ke mereka.
Pada saat itu, perang antar desa biasa terjadi, dan Michael mengetahui bahwa prajurit Asmat sering mengambil kepala musuh mereka dan memakan daging mereka. Di daerah-daerah tertentu, laki-laki Asmat akan melakukan ritual seks homoseksual, dan dalam ritual ikatan, mereka terkadang saling minum air seni.
2. Perjalanan Terakhir Ke Asmat
Pesona Karya Seni Suku Asmat
- VIVAnews/Fernando Randy
Michael Rockefeller berangkat sekali lagi ke New Guinea pada tahun 1961, kali ini ditemani oleh Rene Wassing, seorang antropolog pemerintah Belanda.