Eks Agen CIA Dipenjara 3 Tahun usai Bocorkan Rencana Serangan Israel ke Iran

VIVA Militer: Central Intelligence Agency (CIA)
Sumber :
  • CBC

Guam, VIVA – Seorang mantan agen CIA yang membocorkan dokumen rahasia tentang rencana Israel untuk menyerang Iran, dijatuhi hukuman penjara selama tiga tahun.

Asif William Rahman, 34, mengaku bersalah pada bulan Januari atas dua tuduhan penyimpanan dan pengiriman informasi pertahanan nasional secara sengaja berdasarkan Undang-Undang Spionase.

ilustrasi penjara.

Photo :
  • Istimewa

Pihak berwenang mengatakan bahwa, dengan menggunakan izin keamanan tingkat tinggi yang dimilikinya, Rahman mencetak, memotret, dan mengirimkan dokumen-dokumen rahasia. Dokumen-dokumen itu kemudian disebarkan di media sosial.

Diketahui, Israel memang melancarkan serangan udara terhadap Iran Oktober lalu, yang menargetkan lokasi militer di beberapa wilayah sebagai tanggapan atas rentetan rudal yang diluncurkan Teheran beberapa minggu sebelumnya.

"Selama berbulan-bulan, terdakwa ini mengkhianati rakyat Amerika dan sumpah yang diucapkannya saat memasuki kantornya dengan membocorkan sebagian rahasia negara kita yang paling rahasia," kata John Eisenberg, asisten jaksa agung untuk keamanan nasional, dikutip dari BBC Internasional, Kamis 12 Juni 2025.

Pada bulan Oktober 2024, dokumen yang tampaknya berasal dari badan Departemen Pertahanan dipublikasikan pada akun Telegram yang berafiliasi dengan Iran.

Dokumen tersebut, yang memiliki tanda rahasia, dapat dilihat oleh aliansi intelijen Five Eyes, yang terdiri dari AS, Inggris, Kanada, Selandia Baru, dan Australia.

Dokumen yang bocor itu juga dikatakan berisi penilaian AS terhadap rencana Israel menjelang serangan terhadap Iran dan pergerakan aset militer sebagai persiapan.

Yang satu merujuk pada kemampuan nuklir Israel, yang tidak pernah diakui secara resmi.

Ketika ditanya tentang kebocoran tersebut, mantan Presiden Joe Biden mengatakan dia "sangat khawatir".


Source : Voice of America

Israel akhirnya melaksanakan serangan udara tersebut di akhir bulan, menargetkan lokasi militer di beberapa wilayah sebagai tanggapan terhadap rudal yang ditembakkan oleh Teheran beberapa minggu sebelumnya.

Rahman, yang bekerja di luar negeri, ditangkap oleh FBI di Kamboja dan dibawa ke wilayah AS di Guam untuk menghadapi tuntutan.