Geger!10 Politisi Malaysia Termasuk Menteri Jadi Korban Video Mesum Dibuat AI

Ilustrasi video mesum
Sumber :
  • v.qq.com

Kuala Lumpur, VIVA – Sejumlah politisi di Malaysia menjadi target penyebaran video porno palsu hasil rekayasa kecerdasan buatan (AI). Modus pelaku menyebarkan video mesum palsu tersebut disertai ancaman pemerasan uang yang kini tengah diselidiki pihak berwenang di Malaysia.

Dilansir CNA, Selasa, 16 September 2025, sedikitnya 10 politisi, termasuk Menteri Komunikasi Fahmi Fadzil, menerima surel berisi ancaman akan menyebarkan video cabul berbasis AI dengan wajah mereka jika tidak membayar uang tebusan sebesar US$100.000 (setara Rp1,6 miliar).

Fahmi mengungkapkan pada Minggu, 14 September 2025, bahwa sejumlah nama turut menjadi sasaran, di antaranya mantan Menteri Ekonomi sekaligus Anggota Parlemen Pandan Rafizi Ramli, Anggota Parlemen Subang Wong Chen, Anggota Parlemen Sungai Petani Taufiq Johari, dan Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Adam Adli.

Selain itu, Anggota Dewan Eksekutif Selangor Najwan Halimi dan Fahmi Ngah, Senator Manolan Mohamad, serta Anggota DPR Kulim Wong Chia Zen juga menerima ancaman serupa. Media lokal melaporkan Wakil Menteri Perkebunan dan Komoditas Chan Foong Hin, Anggota Parlemen Tasek Gelugor Wan Saifal Wan Jan, dan Anggota Parlemen Bangi Syahredzan Johan pun masuk dalam daftar target. 

Menurut Rafizi Ramli dan Wong Chen, surel yang mereka terima pada Jumat lalu juga menyertakan kode QR untuk transfer uang. Wong, yang sudah 13 tahun duduk di parlemen, mengaku ancaman ini membuatnya merasa paling tidak aman sepanjang karier politiknya.

"Ironisnya, sebagai anggota parlemen dari Partai Keadilan Rakyat, partai yang berkuasa di pemerintahan Madani, saya merasa kurang aman sebagai anggota parlemen sekarang dibandingkan dengan masa pemerintahan saya sebelumnya sebagai anggota parlemen oposisi," ujarnya dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu.

Ancaman Hukuman Penjara hingga Cambuk

Direktur Departemen Investigasi Kriminal Bukit Aman, M Kumar, mengatakan hingga kini sudah ada empat laporan resmi yang diajukan. Laporan pertama dibuat oleh Wong Chen pada 12 September.

Menurutnya, kasus pertama dilaporkan oleh anggota parlemen Subang, Wong, pada 12 September, lapor Bernama. Pengirim mengancam bahwa jika tidak melakukan pembayaran dalam waktu tiga hari, video porno palsu yang menggunakan wajahnya akan disebarkan di media sosial.

Senator Nelson W Angang, Anggota DPRD Kulim, Wong, dan Anggota DPRD Sungai Petani, Taufiq Johari, kemudian mengajukan laporan polisi, yang semuanya mengindikasikan bahwa mereka menerima tuntutan serupa. 

"Kepolisian Malaysia menangani laporan-laporan ini dengan sangat serius," kata Kumar, seperti dikutip oleh media lokal. "Kami akan mengambil tindakan tegas, komprehensif, dan tanpa kompromi terhadap pihak mana pun yang terlibat dalam memproduksi, mendistribusikan, atau menggunakan materi tersebut."

Jika terbukti bersalah karena pemerasan, pelaku dapat menghadapi hukuman penjara hingga tujuh tahun, denda, cambuk, atau kombinasi dari hukuman-hukuman ini. Sementara itu, Pasal 233 memiliki hukuman maksimum RM500.000 dan hukuman penjara hingga dua tahun, menurut Malay Mail.

Kumar menambahkan bahwa polisi sedang bekerja sama dengan Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (MCMC) untuk melacak pengirim email dan informasi relevan lainnya untuk penyelidikan lebih lanjut.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa surel-surel tersebut menggunakan susunan kata yang hampir sama, memiliki tangkapan layar yang sama, dan diyakini dikirim dari alamat surel yang sama, ujar Menteri Komunikasi Fahmi, Minggu.
 
Fahmi mengatakan kementeriannya akan meminta bantuan Google untuk mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab atas pembuatan dan pengiriman surel-surel tersebut.

Dalam sebuah unggahan Facebook, Fahmi juga membagikan tangkapan layar surel yang diterimanya pada 12 September, yang tampaknya berasal dari alamat Gmail.