AS Teruskan Proses Hukum atas Diplomat India
Jumat, 20 Desember 2013 - 18:34 WIB
Sumber :
- REUTERS/Mohammed Jaffer/SnapsIndia
VIVAnews - Pihak berwenang di Amerika Serikat (AS) tidak menggubris tuntutan Pemerintah India yang menghendaki seorang diplomatnya dibebaskan dari kasus pelanggaran hukum keimigrasian setempat. Proses hukum AS atas Devyani Khobragade, wakil Konsul Jenderal India di Kota New York, dalam beberapa hari terakhir telah membuat marah India, yang menganggap aksi itu sebagai pelecehan atas diplomat mereka.
Jaksa Distrik Manhattan, Preet Bharara, mengindikasikan bahwa proses hukum terhadap Khobragade akan terus dilanjutkan, ungkap stasiun berita Channel News Asia
, Jumat 20 September 2013. Alat bukti dan dakwaan hukum yang dikenakan terhadap Khobragade dianggap sudah jelas. Jaksa yakin Khobragade melakukan penipuan visa dan memalsukan dokumen seorang pembantunya, yang didatangkan dari India.
Jaksa Distrik Manhattan, Preet Bharara, mengindikasikan bahwa proses hukum terhadap Khobragade akan terus dilanjutkan, ungkap stasiun berita Channel News Asia
Departemen Luar Negeri AS menyatakan tidak turut campur dalam penanganan hukum atas kasus tersebut dan menyerahkan masalah itu ke Departemen Kehakiman. Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan belum berencana untuk menghubungi Menlu India, Salman Khurshid.
Namun, Pemerintah AS menegaskan bahwa mereka tetap berkeinginan untuk terus menjaga hubungan penting di bidang diplomatik dengan India. Deplu AS berharap dapat meredam situasi tegang saat ini, bahkan ketika proses investigasi nantinya akan terus berlanjut.
Gedung Putih mengaku telah menginformasikan kepada Presiden Barack Obama mengenai kekisruhan diplomatik ini. Perwakilan Gedung Putih menyatakan kendati proses hukum terhadap Khobragade belum dihentikan, namun mereka berharap India tetap mematuhi kewajiban mereka seperti yang termaktub di dalam Konvensi Wina yaitu melindungi seluruh diplomat AS yang bekerja di Delhi dan daerah lain di India.
Khobragade saat ini telah dipindah tugaskan ke markas PBB menjadi perwakilan India di sana. Wanita berusia 39 tahun itu untuk sementara bebas dengan membayar jaminan senilai US$250 ribu atau Rp3 miliar.
Apabila nantinya di Pengadilan Khobragade terbukti bersalah, maka dia harus bersiap menghadapi hukuman bui maksimum 10 tahun untuk tuduhan penipuan visa dan lima tahun penjara akibat membuat pernyataan bohong.