Wawancara Eksklusif tvOne dengan Aman Abdurrahman
- REUTERS/Willy Kurniawan
Aman dituntut mati oleh jaksa penuntut umum. Dia disebut memenuhi seluruh dakwaan yang disusun jaksa, yaitu dakwaan kesatu primer dan dakwaan kedua primer.
Dakwaan kesatu primer ialah Aman dinilai melanggar pasal 14 juncto pasal 6 Perppu Nomor 1 Tahun 2002 yang telah ditetapkan menjadi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme sebagaimana dakwaan kesatu primer.
Dakwaan kedua primer, Aman dinilai melanggar pasal 14 juncto pasal 7 Perppu Nomor 1 Tahun 2002 yang telah ditetapkan menjadi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
Aman didakwa sebagai aktor intelektual lima kasus teror. Antara lain bom Gereja Oikumene di Samarinda pada 2016, bom di Jalan Thamrin tahun 2016, bom di Kampung Melayu Jakarta pada 2017, dan dua penembakan polisi di Medan dan Bima tahun 2017. Dia terancam pidana penjara lebih dari 15 tahun atau hukuman mati.
Dalam tuntutannya, jaksa penuntut umum menyebut tak ada hal yang meringankan untuk Aman. Jaksa malahan menyebutkan sedikitnya enam hal memberatkan Aman.
Selain alasan dakwaan pertama, Aman pun pernah divonis bersalah pada kasus bom Cimanggis pada 2010, Densus 88 menjerat Aman atas tuduhan membiayai pelatihan kelompok teror di Jantho, Aceh Besar. Kasus itu menjerat puluhan orang, termasuk Abubakar Ba'asyir. Dalam kasus itu Aman divonis sembilan tahun penjara. (ren)