Ada Corona, Tukang Cukur di Bogor Gunakan APD
VIVA – "Cukur rambut. Cukur rambut," teriak seseorang dari atas motor sambil sesekali membunyikan klakson. Dari kejauhan tampak pria itu mengenakan Alat Pelindung Diri (APD), sarung tangan, dan kacamata bak tenaga medis yang menangani pasien Covid-19.
Aksi seorang tukang cukur keliling ini menarik perhatian warga di Desa Bantarsari, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor. Lucunya lagi, si tukang cukur keliling ini mengenakan helm berbulu dengan motif kepala Doraemon berwarna biru.
Baca juga: Survei: Mayoritas Publik Setuju Mudik Dilarang saat Pandemi Corona
Sosok dibalik hazmat itu bernama Deni Sutisna. Pria berusia 28 tahun ini ia harus tetap bertahan untuk mendapat penghasilan di tengah kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan di dua kota tempatnya mengais rezeki, Bogor. Tidak sekedar pendapatan yang menurun, penerapan PSBB membuat usaha dari penghasilan pangkas rambut gulung tikar.
"Mulai PSBB berlaku saja, turun drastis tidak ada pemasukan tempat pangkas rambut tutup. Kita yang harus jemput bola tersebut," kata Deni disela dirinya menjajakan jasa cukur rambut diwawancarai VIVA, Sabtu 18 April 2020.
Akhirnya, pria kelahiran 12 Desember 1991 ini pun memutuskan nekat berusaha mencari nafkah sebagai tukang cukur keliling dan cukur panggilan. Namun wilayaj Kota dan Kabupaten Bogor yang miliki kasus yang cukup tinggi kasus pandemi Covid-19 membuatnya cemas.
Untuk mengantisipasi penularan virus ini, Deni akhinya membuat hazmat sebagai APD. Dia melengkapinya dengan sarung tangan, kacamata, masker, hingga sepatu boot. Walau pada awalnya dia sempat kesulitan mencari salah satu barang tersebut. Selain APD, Deni juga membawa koper besi yang berisikan berbagai perkakas alat cukur hingga cermin.
"Alat pelindung diri hazmat ini insisiatif saya sendiri. Saya bukan cuman cukur rambut, tetapi orang yang saya cukur nyaman enggak terlalu was-was. Saya juga menjadi nyaman berusaha ikhtiar terhindar dari penyakit itu. Antisipasi terhadap virus ini dan memberi kenyamanan," tutur Deni.
Dengan sepeda motor matic, Deni berkeliling hingga puluhan kilometer di wilayah Bogor. Sebab, sering berpindah lokasi setiap hari berpeluang untuk mendapatkan pelanggan yang ingin mencukur rambutnya. Meskipun dia harus bergelut dengan risiko pandemi Covid-19.