Sengit, Politikus PDIP ke Mardani: Nanti, Jangan Gaduh Dulu
- tvOne
VIVA – Isu kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) terus memantik perdebatan publik karena disebut akan menyasar sembako. DPR dan pemerintah pun diminta terbuka terkait proses draf Revisi Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (RUU KUP).
Hal dibahas dalam Catatan Demokrasi tvOne yang menyuguhkan tema 'Apa-apa dipajaki, rakyat menjerit'. Terjadi adu argumen antara Anggota Komisi XI DPR Fraksi PDIP Deddy Sitorus dengan politikus PKS yang juga Anggota DPR, Mardani Ali Sera.
Deddy menyampaikan wacana PPN terhadap sembako berawal dari asumsi yang keliru. Ia mengatakan demikian karena sampai saat ini RUU KUP belum dibahas di DPR.
"Saya mau bilang begini, ada peribahasa bilang assumptions is mother of all errors asumsi adalah ibunda dari semua kesalahan. Jadi, saya mau jujur saja sampai saat ini bahwa rancangan undang-undang ini belum dibahas di DPR," tutur Deddy dikutip VIVA pada Rabu, 16 Juni 2021.
Dia mengaku tidak tahu karena RUU tersebut memang belum dibahas DPR dengan pemerintah. Namun, ia menekankan saat ini hampir semua negara menerapkan kebijakan produk dan jasa itu dipajaki.
Menurut dia, Indonesia termasuk negara rendah dengan kisaran di angka 10 persen. Beda dengan negara lain yang sudah 15 persen bahkan lebih. Maka itu, ia menyinggung kebijakan pemerintah RI yang dinilainya hebat soal relaksasi atau kemudahan pajak.
Deddy mengatakan pajak adalah instrumen negara untuk melahirkan keadilan. Ia heran dengan pernyataan Mardani bahwa pemerintah sangat kejam. Justru, kata dia, pernyataan Mardani itu yang kejam bahkan keji.
"Karena tidak mungkin bahwa kenaikan pajak itu untuk dimaksudkan untuk membuat rakyat menderita. Itu dulu kita sepakati," tutur Deddy.
Menurut dia, Mardani hanya menyampaikan asumsi yang menimbulkan kegaduhan. Ia menduga Mardani juga belum membaca RUU KUP secara keseluruhan.
"Ini kan hanya menimbulkan kegaduhan karena kan asusmi. Lagi-lagi asumsi. Bang Mardani pun saya yakin belum membaca seluruhnya. Belum menerima seluruhnya penjelasan," ujar Deddy.
Mardani sempat memotong penjelasan Deddy. Namun, politikus PDIP itu meminta Mardani agar menahan dulu argumennya karena dirinya sedang memaparkan pandangannya.