Upaya Agar Warga Pulau Panjang Banten Cinta dan Bangga dengan Rupiah
- Istimewa
"Upaya ini merupakan wujud komitmen Bank Indonesia Provinsi Banten bersama perbankan dalam mewujudkan perluasan implementasi elektronifikasi transaksi pemerintah daerah (ETPD), dan digitalisasi keuangan dan sistem pembayaran yang lebih inklusif di Pulo Panjang," katanya.
Sementara itu, Kepala Bagian Ekonomi Pemerintah Kabupaten Serang Muhammad Furqon Syafiudin menyampaikan bahwa kegiatan ini sejalan dengan program Pemerintah Kabupaten Serang termasuk di antaranya pengembangan ekonomi daerah dan optimasi penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) dengan dukungan digitalitasi sesuai amanah dari Keprres No. 3 Tahun 2021 terkait kewajiban pembentukan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah atau P2DD.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Bina Bangsa Furtasan Ali Yusuf yang merupakan putra daerah asli Pulau Panjang menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya program Bank Indonesia sambil mengenang masa kecilnya.
"Kalau dulu zaman saya sekolah pembayaran hanya bisa dengan uang cash, sekarang tentu sudah lebih maju karena cukup menggunakan handphone atau digital salah satunya dengan adanya QRIS," katanya.
Sebagai wujud kepedulian sosial khususnya di bidang pendidikan, Bank Indonesia Provinsi Banten menyalurkan bantuan perangkat pendukung olahraga serta buku bacaan yang dapat dimanfaatkan oleh para pelajar di Pulau Panjang.
Sedangkan pada aspek lingkungan, Tim Ekspedisi Rupiah juga melakukan penanaman pohon mangrove dan kelapa sebagai bagian dari upaya mendukung program konservasi alam pesisir Pulau Panjang.
Kegiatan penanaman mangrove dan kelapa ini selaras dengan komitmen semangat pembangunan ekonomi hijau (green economy) berkelanjutan yang merupakan salah satu tema pada presidensi G-20 tahun 2022.
Mendukung terselenggaranya kegiatan, Camat Pulau Ampel Teguh dan Kepala Desa Pulau Panjang Ratu Bulkis turut mengawal keberlangsungan acara agar meriah dan tertib dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, sehingga dapat dihadiri oleh lebih dari 250 penduduk Pulau Panjang yang di antaranya bekerja sebagai nelayan, pemandu wisata (tour guide), pedagang warung kelontong, TKI, sampai dengan siswa sekolah.
Ke depannya, keduanya berharap akan ada program-program pemberdayaan desa lainnya termasuk produk layanan bank, yang dapat memfasilitasi pengembangan berbagai potensi di Pulau Panjang agar lebih maju khususnya dalam hal penyediaan layanan tarik tunai melalui ATM dan akses pembiayaan UMKM yang lebih mudah.