Mendagri Tito Sebut Presiden Jokowi ‘Bapak Pengendali Inflasi’
- Kemendagri
Akhirnya, kata Tito, Presiden Jokowi memerintahkan untuk dipetakan per wilayah mulai rumah sakit mana yang penuh, daerah dengan kasus meninggal terbanyak, hingga kasus positifnya tertinggi dikategorikan merah.
Sementara, untuk wilayah di luar kategori itu diberi tanda kuning dan hijau. Bagi yang kuning bisa bergerak, namun masih ada sejumlah pembatasan dan hijau bisa bergerak bebas. Kebijakan itu diambil sebagai langkah menyeimbangkan antara penanganan COVID-19 dengan pengendalian ekonomi, karena ada negara yang kencang dan berhasil menangani COVID-19 tetapi ekonominya kolaps.
Maka dari itu, Tito mengatakan Presiden Jokowi meminta langkah tersebut untuk diterapkan terhadap penanganan inflasi. Selain itu, kata dia, Presiden Jokowi juga meminta semua pemangku kepentingan berkumpul setiap daerah dicek dengan menggunakan data Badan Pusat Statistik (BPS).
Melalui mekanisme itu, lanjut Tito, pengendalian inflasi bisa di angka 2,84 persen. Bahkan, di bulan Mei 2024, pertama kali sejak September 2022 secara bulanan terjadi deflasi yaitu minus 0,03 persen. “Biasanya makanan, minuman, tembakau selalu merah. Baru bulan Mei 2024, makanan, minuman, tembakau yang bisa selalu merah ini justru deflasi 0,29 persen,” ucapnya.
Tetapi, Tito mengaku bahwa pencapaian itu merupakan kerja keras dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, dan Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi yang bekerja di bidang pangan.
“Jadi, sebetulnya Bapak Inflasinya adalah Bapak Jokowi. Tapi sebetulnya yang bekerja Pak Menteri Pertanian, Kepala Badan Pangan dan Direktur Bulog sebetulnya. Kami (Kemendagri) hanya membantu mengkoordinir saja,” kata Tito.
Sementara Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menyebut Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian sebagai ‘Bapak Pengendali Inflasi’.
“Beliau (Mendagri) pengendali inflasi terbaik yang kami tahu. Saya kita tidak berlebihan kalau kita menyebut beliau (Mendagri) sebagai ‘Bapak Pengendali Inflasi Indonesia’,” kata Amran di sela Rapat Koordinasi Perluasan Areal Tanam dan Penandatanganan Nota Kesepahaman bersama Menteri Dalam Negeri.
Menurut dia, kinerja Menteri Dalam negeri sangat baik karena mampu mengendalikan inflasi hingga mencapai angka 2,84 persen.
“Hari ini kita bisa tersenyum karena inflasi kita. Sekarang ini Argentina inflasinya 120 persen, Turki 70 persen, Amerika 6 persen dan beberapa negara negara lain tertekan ekonominya karena inflasi yang tidak bisa terkendali. Jadi, tidak berlebihan kalau beliau menjadi Bapak Pengendali Inflasi Indonesia,” kata Amran.(Ant)