Kemensos: Sekolah Rakyat untuk Anak Keluarga Miskin, Tak Ada Syarat Akademik

Ilustrasi siswa SD.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Istimewa

Jakarta, VIVA – Kementerian Sosial (Kemensos) RI menegaskan program Sekolah Rakyat yang digagas pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto hanya ditujukan untuk siswa dari keluarga kategori miskin dan miskin ekstrem.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Agus Zainal Arifin, saat rapat dengan Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 19 Mei 2025.

“Perlu saya sampaikan bahwa murid yang harus belajar di sini hanya dibatasi bagi keluarga miskin esktrim dan miskin,” kata Agus dalam rapat. 

Dia menjelaskan proses seleksi siswa juga tidak mensyaratkan akademik maupun tingkat kecerdasan. Namun, hanya menyeleksi administrasi.

“Seleksinya diutamakan hanya pada administrasi saja, tidak pada kecerdasan atau kemampuan akademik. Termasuk kalau mungkin IQ-nya hanya misalnya 80 pun tidak masalah, itu harus diterima,” tutur Agus.

Di sisi lain, Agus menuturkan pemerintah akan menyeleksi calon siswa Sekolah Rakyat berdasarkan riwayat kesehatan. Hal ini untuk memastikan bahwa siswa tersebut tidak memiliki penyakit menular.

“Mungkin seleksi yang agak beda sedikit adalah tentang kesehatan, karena memang jangan sampai ada yang punya penyakit menular kemudian sekolah di sini, bukan ditolak,” ungkapnya.

“Menurut arahan Presiden Prabowo agar dijadikan perawatan kerja sama dengan Kementerian Kesehatan,” sambung Agus.

Dia menambahkan guru-guru yang mengajar di Sekolah Rakyat nantinya adalah berdasarkan penugasan guru yang sudah menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Namun, kata Agus, tidak menutup kemungkinan pemerintah akan menugaskan guru berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) atau hasil seleksi dari lulusan program Pendidikan Profesi Guru (PPG).

“Guru-gurunya rencananya adalah penugasan guru ASN. Kemudian kalau kita cukup di suatu daerah, maka ada penugasan guru PPPK yang penuh waktu, juga kemudian paruh waktu dan terakhir seleksi dari lulusan PPG calon guru,” pungkas Agus.