Bantuan Mengalir untuk Fania, Bocah SD yang Rawat Kakek dan Neneknya di Manggarai
- Jo Kenaru
Manggarai, VIVA – Bantuan yang berhasil dihimpun melalui donasi untuk meringankan beban keluarga kurang mampu disalurkan kepada penerimanya, Mariahati Fania Triselni, bocah berusia 11 tahun yang viral setelah kisahnya diberitakan VIVA dan media lainnya.
Fania selama bertahun-tahun mengurus sendiri kakek dan neneknya yang sudah tua renta dan sakit-sakitan.
Penyaluran bantuan dilakukan oleh anggota polisi Polres Manggarai Timur, Bripka Hery Tena, yang menginisiasi donasi melalui media sosial.
Bripka Hery menempuh perjalanan selama enam jam menggunakan truk angkutan pedesaan atau "Oto Kol" untuk mengantarkan bantuan berupa sembako, kasur, selimut, bantal, serta perlengkapan sekolah seperti seragam, tas, buku, dan sepatu yang dibeli dari sebagian hasil donasi.
Bripka Hery Tena serahkan bantuan kepada Fania, bocah yang mengurus kakek-nenek
- Jo Kenaru
Bantuan diserahkan secara langsung di rumah reyot berukuran 5x5 meter milik Kakek Petrus Masing (89) dan Nenek Teresia Pia (79) di Kampung Weong, Desa Rana Gampang, Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur. Penyerahan bantuan didampingi oleh Aipda Lalu Sukiman, Bhabinkamtibmas Elar, dan Kepala Desa Rana Gampang, Melikior Wene, Minggu, 15 Juni 2025.
Elar merupakan daerah terpencil di Manggarai Timur dengan akses jalan yang sulit dan rusak, sehingga perjalanan menuju lokasi membutuhkan perjuangan dan ketangguhan. Meski demikian, Bripka Hery Tena rela menempuh perjalanan panjang demi berbagi kasih kepada Fania dan keluarganya.
"Berdasarkan pemberitaan viral pada 10 Juni 2025 tentang kisah pilu Fania yang merawat sendiri kakek dan neneknya, kami dari Polres Manggarai Timur hadir hari ini untuk mengantarkan bantuan dan donasi dari donatur yang memberikan respon positif atas pemberitaan tersebut. Sejak tanggal 10 itu (Juni) kami langsung buka donasi ya hanya tiga hari sudah banyak respons," tulis Bripka Hery dalam pesan yang diterima VIVA.
Bantuan berasal dari berbagai pihak, termasuk Kepala Satuan Tugas Bantuan Operasi Damai Cartenz 2025 AKBP Agus Waluto dan netizen TikTok dengan akun @aqxxx8, @hungkil_21, dan @itsmefatriana yang turut memberikan perhatian kepada Fania.
"Bantuan paket sembako, perlengkapan sekolah, kebutuhan sehari-hari dan uang tunai untuk adik Fania diharapkan membawa harapan besar untuk mendukung pendidikan adik Fania dalam meraih cita-citanya dan juga menumbuhkan semangat Fania di tengah keterbatasan merawat Opa Petrus dan Oma Teresia," ujar Bripka Tena.
Ironi Bocah Fania Mengurusi Kakek-Nenek
Mariahati Fania Triselni menjalani kehidupan yang jauh berbeda dari anak seusianya. Sejak empat tahun terakhir, Fania harus mengurus neneknya yang tidak bisa berdiri dan berjalan serta kakeknya yang mengalami gangguan penglihatan dan pendengaran.
Di rumah yang sederhana itu, Fania mengerjakan berbagai tugas rumah tangga mulai dari menyiapkan sarapan, memasak, mencuci pakaian, hingga menyiapkan air mandi untuk kakek dan neneknya.
Fania tinggal bersama kakek dan neneknya karena ayahnya telah meninggal, sementara ibu dan saudara-saudaranya tinggal terpisah. Meski berat, Fania tetap semangat bersekolah dan bercita-cita menjadi guru agar kelak dapat membantu keluarganya.
Namun, Fania yang akan naik ke kelas VI SD mengaku belum tahu bagaimana akan membiayai pendidikan ke jenjang SMP nantinya.
"Tidak tau lagi nanti. Bisa SMP atau tidak. Saya punya cita-cita jadi guru Pak tapi bagaimana ongkosnya nanti," ucap Fania lirih.
Setiap pulang sekolah, Fania tidak bermain dengan teman-temannya, melainkan langsung pulang dan mencari sayur di kebun untuk dimasak bagi kakek dan neneknya.
"Pagi sebelum ke sekolah saya menyiapkan semuanya makanan untuk kakek dan nenek. Begitu juga waktu pulang singgah di kebun dulu petik sayur untuk kami makan siang," ujar Fania dengan suara kecilnya.
Sementara Nenek Teresia mengungkapkan bahwa meski memiliki lima anak, bantuan dari mereka tidak selalu cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
Demikian juga bantuan dari tetangga juga sangat membantu. Teresia berharap ada perhatian dari pemerintah untuk membantu biaya pengobatan dan memperbaiki kondisi rumah mereka.
Laporan: Jo Kenaru/ NTT