Kapal Tenggelam di Selat Bali, Anggota DPR Minta Audit Menyeluruh Sistem Keselamatan Pelayaran

Basarnas Bali turunkan Pos Sar Jembrana bantu cari penumpang kapal tenggelam
Sumber :
  • ANTARA/HO-Basarnas Bali

Jakarta, VIVA - Insiden tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali memantik perhatian DPR terutama Komisi V yang membidangi urusan transportasi. Dari peristiwa itu, didesak perlunya audit dan evaluasi menyeluruh terhadap pengawasan pelayaran dan keselamatan penumpang.

Anggota Komisi V DPR RI, Irine Yusiana Roba Putri mengatakan penting dilakukan audit dan evaluasi menyeluruh terhadap pengawasan pelayaran dan keselamatan penumpang. Sebab, insiden KMP Tunu Pratama merupakan insiden ketiga dalam kurun waktu kurang dari dua pekan.

Irine menyoroti peristiwa kapal tenggelam di Selat Bali yang sudah terjadi beberapa kali dalam waktu dekat.

“Ini bukan sekedar insiden tunggal, tetapi sinyal sistemik dari buruknya manajemen keselamatan pelayaran kita. Dalam 11 hari, tiga kecelakaan kapal terjadi di lintasan yang sama,” kata Irine, dalam keterangannya, Jumat, 4 Juli 2025.

Menurut dia, ada yang keliru dalam  manajemen pelayaran. "Entah itu dari sisi teknis, pemuatan, cuaca, atau bahkan kelonggaran pengawasan,” ujar legislator PDIP itu.

Dia bilang dari tiga kecelakaan beruntun di jalur vital penyeberangan Jawa-Bali ini harus menjadi peringatan keras betapa pentingnya pembenahan sistem keselamatan pelayaran.

Politikus PDIP sekaligus Wakil Ketua BKSAP DPR RI Irine Yusiana Roba Putri

Photo :
  • Istimewa

Pun, Irine menambahkan insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya juga menambah daftar panjang kecelakaan laut di selat yang menghubungkan pelabuhan Gilimanuk dan Ketapang itu. 

Sebelumnya, pernah ada beberapa kapal yang mengalami kecelakaan saat menyeberangi Selat Bali. 

Tercatat pada 2012, KRI Klewang-625 terbakar di Selat Bali setelah kapal diluncurkan pada 31 Agustus 2012. Empat tahun setelah kebakaran KRI Klewang-625, tepatnya pada 2016, KMP Rafelia 2 dilaporkan tenggelam di Selat Bali. Pemicu KMP Rafelia 2 karam itu karena kelebihan muatan dengan mengangkut 33 kendaraan dan 70 penumpang. 
 
Kemudian, kecelakaan serupa terjadi lagi pada 2021 dengan insiden KMP Yunicee dikabarkan tenggelam di perairan Gilimanuk, pada Selasa, 29 Juni 2025. KMP Yunicee lalu ditemukan tenggelam di dasar Selat Bali dengan kedalaman 78 meter. 

Bagi Irine, rentetan kecelakaan laut itu menunjukkan bahwa sistem keselamatan pelayaran di jalur vital Jawa-Bali masih lemah. 

Selain itu, Irine menambahkan salah satu persoalan krusial yang kerap luput dievaluasi secara serius adalah ketidaktepatan data manifest. Lalu, simpang siurnya informasi saat kapal berlayar, yang berpotensi memicu risiko keselamatan.