Nasib Kapal Nelayan RI Karam Ditabrak Tanker, Pemilik Berjuang Cari Keadilan

Proses evakuasi KM Pacific Memory II yang tenggelam di perairan Kepri
Sumber :
  • PSDKP

Jakarta, VIVA – Hampir dua bulan berlalu sejak insiden tragis tenggelamnya kapal nelayan KM Pacific Memory II di perairan utara Berakit, Batam, Kepulauan Riau, namun kejelasan kasus tersebut masih belum terungkap.

Kapal milik nelayan Indonesia itu diduga ditabrak lari oleh sebuah kapal tanker asing pada 20 Mei 2025 lalu.

Hermawan, pemilik kapal, telah melayangkan surat resmi kepada Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Kementerian Perhubungan RI. Ia memohon perlindungan hukum serta meminta akses terhadap data AIS (Automatic Identification System) untuk mengidentifikasi kapal tanker yang menjadi pelaku tabrak lari.

Hermawan, pemilik kapal nelayan yang karam usai ditabrak kapal tanker asing

Photo :
  • Ist

Namun hingga kini, Hermawan mengaku belum menerima jawaban resmi dari pihak KPLP terkait permohonan tersebut.

"Kami sebagai pemilik kapal berharap bahwa kami mendapatkan keadilan semoga pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan Perikanan dan Kementerian Perhubungan Laut, bisa menjembatani kami untuk menganalisa dan mengidentifikasi kapal tanker yang menabrak kapal kami, sehingga ada solusi yang terbaik buat kami," kata Hermawan, Kamis, 17 Juli 2025.

Menurut Hermawan, insiden ini menjadi perhatian serius bagi pelaku usaha perikanan, khususnya nelayan, yang menggantungkan hidup di laut. Ia menilai respons pemerintah sejauh ini masih lamban dan meminta agar kasus ini segera ditindaklanjuti.

"Karena ini sudah hampir dua bulan harus ditanggapi dengan cepat, kami berharap pemerintah dapat sinergi, kolaborasi, dan komunikasi yang baik, dan kami siap untuk dimintai keterangan kapanpun untuk mengklarifikasi insiden kejadian kecelakaan laut yang menimpa kapal nelayan milik kami," ujarnya

Sebelumnya diberitakan, kapal penangkap ikan berbendera Indonesia, KM. Facific Memory II, mengalami kecelakaan tragis di perairan utara Berakit, Batam, Kepulauan Riau, pada akhir Mei silam. Sekitar pukul 03.00 WIB, Selasa dini hari, 20 Mei 2025.

Kapal yang membawa 30 awak itu tenggelam setelah ditabrak oleh kapal tanker berbendera Hong Kong, yang langsung kabur tanpa memberikan pertolongan.

Peristiwa tersebut tidak hanya menimbulkan kerugian besar secara materiil dan immateriil, tetapi juga menyisakan trauma mendalam bagi para anak buah kapal (ABK) yang mengalami kecelakaan di tengah laut dalam kondisi gelap dan tanpa pertolongan langsung dari pihak penabrak.