Sosok Djamari Chaniago, Eks Pangkostrad Calon Kuat Menko Polkam Pengganti BG
- Viva.co.id
Jaakrta, VIVA – Nama Letnan Jenderal (Purn) Djamari Chaniago mencuat sebagai kandidat kuat Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam). Posisi ini hingga kini masih kosong setelah ditinggalkan Budi Gunawan (BG), sementara jabatan ad interim dipegang oleh Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin.
Mengenai isu tersebut, Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus, Aris Marsudiyanto mengaku tak bisa berkomentar lebih jauh.
"Waduh, saya tidak bisa bicara tentang reshuffle ya, biar nanti diumumkan Presiden," kata Aris usai rapat bersama Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa, 16 September 2025.
Karier Militer Panjang Djamari Chaniago
Djamari Chaniago lahir di Padang, Sumatera Barat, pada 8 April 1949. Ia merupakan lulusan AKABRI tahun 1971 dari kecabangan Infanteri Baret Hijau Kostrad. Sejak awal karier, ia pernah dipercaya menduduki sejumlah posisi strategis di tubuh TNI.
Perjalanan militernya dimulai dari satuan tempur, di antaranya sebagai Komandan Yonif Linud 330/Tri Dharma, Komandan Kodim 0501 Jakarta Pusat, hingga Kepala Staf Brigif Linud 18/Trisula. Saat berpangkat kolonel, ia ditunjuk sebagai Komandan Brigif Linud 18/Trisula sekaligus Komandan Rindam I/Bukit Barisan.
Djamari meraih pangkat jenderal bintang satu ketika dipercaya menjadi Kepala Staf Divisi Infanteri 2/Kostrad. Kariernya terus menanjak hingga akhirnya menjabat Panglima Kodam III/Siliwangi pada 1997–1998.
Puncak karier militernya terjadi saat ia didapuk menjadi Panglima Kostrad pada 1998–1999, kemudian menjabat Wakil Kepala Staf TNI AD pada 1999–2000, dan akhirnya menempati kursi Kepala Staf Umum TNI pada 2000–2004 sebelum pensiun.
Pernah Duduk di Lembaga Politik
Tak hanya di militer, Djamari juga pernah berkecimpung di politik. Ia menjadi anggota MPR RI dari Fraksi Utusan Daerah Jawa Barat periode 1997–1998, serta Fraksi ABRI periode 1998–1999.
Selepas pensiun, Djamari sempat menjabat sebagai Komisaris Utama PT Semen Padang pada 2015–2016. Penunjukan tersebut ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perusahaan.
Hubungan dengan Prabowo dan Peristiwa 1998
Nama Djamari erat dikaitkan dengan Prabowo Subianto. Ia merupakan salah satu dari tujuh perwira TNI AD yang duduk dalam Dewan Kehormatan Perwira (DKP) pada 1998.
DKP saat itu memutuskan bahwa Prabowo melakukan sejumlah pelanggaran dan penyimpangan terkait kasus penculikan aktivis 1997–1998. Keputusan tersebut membuat Prabowo diberhentikan dari dinas militer.
Selain Djamari, anggota DKP lainnya adalah Jenderal Subagyo Hadisiswoyo (Kasad) sebagai ketua, Letjen Fachrul Razi sebagai wakil ketua, serta Letjen Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Letjen Agum Gumelar, Letjen Yusuf Kartanegara, dan Letjen Arie J. Kumaat.
Kontroversi Klub Motor Gede
Nama Djamari juga pernah terseret dalam kasus yang cukup ramai di publik. Pada Oktober 2020, ia memimpin rombongan Harley Owners Group Siliwangi Bandung Chapter (HOG SBC) dalam turing di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Saat itu, terjadi insiden pengeroyokan terhadap dua anggota TNI setelah motor rombongan HOG bersenggolan dengan kendaraan anggota Kodim 0304/Agam. Peristiwa tersebut sempat viral di media sosial.
Namun, alih-alih meminta maaf, Djamari justru menyebut insiden itu sebagai masalah kecil, sehingga menambah sorotan terhadap dirinya.