Ahok Bikin Jungkir Balik Pilkada DKI
- VIVAnews/Muhamad Solihin
FOTO: Yusril Ihza Mahendra dan Ahmad Dhani menyatakan maju Pilkada DKI 2017
Kemudian ada juga mantan menteri Pemuda dan Olahraga, Adhyaksa Dault. Kini pria berkumis yang juga politikus Partai Persatuan Pembangunan ini juga sedang berupaya mencari peluang di parpol untuk diusung. Di sejumlah media, Adhyaksa pun juga sudah menyatakan siap 'perang' melawan .
Dan terakhir muncul nama seorang perempuan bernama Hasnaeni Muin atau yang kerap dijuluki wanita emas. Sosok perempuan satu-satunya yang sepertinya bertekad untuk mencalon Gubernur ini, hilang timbul di media.
Namun dipastikan, jika ada yang mengusung, wanita emas juga siap 'berperang' melawan di bursa .
Di gerbong Partai Demokrat pun tak juga ketinggalan. Belakangan partai besutan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini mulai menjaring sejumlah nama. Konon salah satu yang diusung dan dianggap terkuat adalah anak SBY sendiri yakni Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas.
"Mas Ibas dua kali memenangkan pileg. Sekarang memimpin Fraksi PD di Parlemen. Kepemimpinannya kuat, tegas, dan terukur. Referensi soal pembangunan kota, Mas Ibas juga punya," kata juru bicara DPP Partai Demokrat, Ramadhan Pohan.
Sedangkan untuk PDIP, yang sebelumnya menjadi partai yang menyokong bersama Jokowi pada pilgub sebelumnya, sepertinya masih bermain relatif santai. Partai besutan Megawati Soekarnoputri dan pemilik 28 kursi di DPRD DKI ini sepertinya sedang membaca situasi lebih jauh pasca ditolak dengan jalur independennya.
"Ibu Mega menginstruksikan untuk turun ke bawah mendengarkan aspirasi rakyat dan menggalang kekuatan rakyat. Jika Pilgub dilaksanakan saat ini, maka kekuatan PDIP 26,28 persen. Kami membagi tugas untuk turun ke bawah. Itulah skala prioritas," ujar Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto.
Lantas, siapa lawan nantinya? Besar kemungkinan tidak akan ada calon independen lagi. Yang pasti, parpol-parpol tidak akan tinggal diam melihat fenomena . Catatan pentingnya adalah Jakarta butuh gubernur yang bisa merombak 'kekacauan' yang sudah menahun.
Dan kehadiran kini seolah menjadi titik penentu, soal penerimaan , keberagaman agama, sekaligus juga simbol penentu warga yang hendak bertarung lewat calon independen di dunia politik khususnya di ibu kota Jakarta. (one)