Fokus Menteri Basuki dalam Tanggap Darurat Usai Gempa Lombok 

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau jembatan yang rusak di Lombok.
Sumber :
  • Dok.PUPR

“Kabupaten Lombok Utara menderita dampak bencana yang paling parah. Untuk itu, kita konsentrasi di sini bukan berarti tidak memperhatikan yang lain. Yang lain tetap kita perhatikan. Jadi yang penting, kami minta  masyarakat untuk tetap sabar dan percaya bahwa kita akan bekerja keras untuk itu,” kata Willem. 

Dukungan dari Kementerian PUPR sangat dibutuhkan terutama air bersih dan sanitasi untuk para pengungsi. “Kami juga harapkan keterlibatan Kementerian PUPR dalam verifikasi jumlah dan kategori rumah yang rusak sehingga bisa lebih cepat,” kata Willem. 

Prioritas Utama Air dan Sanitasi

Menteri Basuki menyampaikan bahwa Kementerian PUPR berupaya untuk memenuhi kebutuhan warga dan para pengungsi, terutama air dan sanitasi, pada masa tanggap darurat pascabencana. Untuk mendapatkan sumber air, Kementerian PUPR akan membuat sumur bor di dekat lokasi pengungsian. 

Untuk memastikan bantuan sarana dan prasarana yang dibutuhkan pengungsi bisa terpenuhi sekaligus mempersiapkan tahapan rehab dan rekon, Menteri Basuki menginstruksikan Staf Ahli Bidang Keterpaduan Pembangunan Achmad Gani Ghazaly, untuk berkantor di Lombok Utara dibantu Satker Ditjen Cipta Karya, BPJN IX Mataram, BWS Nusa Tenggara 1 dan Satker Penyediaan Perumahan. 

Kementerian PUPR, lanjut Basuki, juga telah mendatangkan sarana dan prasarana untuk membantu pengungsi pada masa tanggap darurat ini dari gudang peralatan Kementerian PUPR di Bekasi dan Bali. 

Dari gudang peralatan di Bali telah dikirim ke Lombok 30 unit tenda hunian darurat, 16 unit Hidran Umum kapasitas 2000 liter, dan 30 unit HU kapasitas 1.000 liter. Dari gudang Bekasi dikirimkan ke Ubung Bali sebanyak 26 unit WC Portable Toilet, 40 unit tenda, dan 100 unit rangka besi HU kapasitas 2.000 liter yang selanjutnya akan dikirim ke Lombok. Barang-barang tersebut sebagian telah didistribusikan ke sejumlah posko pengungsian.