Google Bakal Rekrut Insinyur Baru hingga 2026 di Tengah Gelombang PHK dan Gencarnya Adopsi AI

Kantor Pusat Google.
Sumber :
  • Instagram/@jnthe1

Jakarta, VIVA – Di tengah badai pemutusan hubungan kerja (PHK) yang melanda perusahaan global, Google justru akan menambah tenaga kerja tekniknya hingga akhir 2026. Langkah ini berbanding terbalik dengan yang dilakukan Microsoft memecat peran teknisi perangkat lunak (software engineering).

Chief Exdcutive Officer Alphabet Sundar Pichai mengungkap Google akan terus meningkatkan jumlah teknisi hingga akhir tahun 2026. Perekrutan karyawan bertujuan untuk menangkal kekhawatiran di industri teknologi yang semakin meluas imbas spekulasi penggantian karyawan oleh AI.

Pichai menekankan, fungsi AI hanya sebagai akselerator dan bukan menggantikan peran manusia. Artinya, perusahaan mempunyai peluang melakukan ekspansi karyawan lebih besar di sektor teknologi yang sedang berkembang pesat.

"Saya berharap kami akan berkembang dari basis teknik kami saat ini bahkan hingga tahun depan. Hal itu memungkinkan perusahaan berbuat lebih banyak dengan peluang yang ada," tutur Pichai, dikutip dari Times of India pada Sabtu, 7 Juni 2025.

Ilustrasi Semangat Bekerja

Photo :
  • freepik.com/our-team

Komitmen untuk tetap mempekerjakan manusia muncul karena pesaing, seperti Amazon, Microsoft, dan Meta, memilih untuk memangkas ribuan posisi untuk mendanai investasi besar-besaran pada AI. Microsoft telah melakukan PHK massal terhadap 6.000 karyawan.

Belakang, Microsoft kembali memangkas para insinyur, konsultan hukum dan legal, serta level manajer. Bos Microsoft, Satya Nadella, mengungkap PHK tersebut merupakan bagian dari strategi bisnis perusahaan untuk berfokus mengedepankan adopsi kecerdasan buatan (AI-first).

Sundar Pichai menyampaikan, Google memiliki pendekatan fundamental yang berbeda dari perusahaan lain dalam memandang AI. Teknologi AI dianggap sebagai alat efisiensi biaya dengan merampingkan tugas, tetapi Google melihat keberadaan AI sebagai cara untuk meningkatkan produktivitas teknisi.

Kecerdasan buatan (AI) digunakan untuk menangani tugas-tugas yang repetitif dan membosankan, sehingga memungkinkan manusia fokus pada pekerjaan yang lebih inovatif dan berdampak. Filosofi ini menjadi dasar strategi Google dalam merekrut talenta secara berkelanjutan, meskipun perusahaan sedang menggelontorkan miliaran dolar untuk pengembangan teknologi AI.

Lebih lanjut, Pichai menyoroti peluang ekspansi bisnis perusahaan, seperti proyek kendaraan otonom Waymo, inisiatif komputasi kuantum, dan pertumbuhan pesat YouTube secara global, yang membuktikan inovasi tetap membutuhkan keahlian manusia. Ia menekankan pentingnya YouTube di India, yang kini memiliki 100 juta saluran, termasuk 15.000 saluran dengan lebih dari satu juta pelanggan, menunjukkan tingginya kebutuhan akan talenta teknik untuk mendukung pertumbuhan ini.