Saham Meta Tembus Rekor Tertinggi Usai Langkah Agresif Mark Zuckerberg di Dunia AI

Ilustrasi Saham Meta Cetak Rekor Tertinggi
Sumber :
  • freepik.com/rawpixel.com

Jakarta, VIVA - Saham Meta sukses mencetak rekor tertinggi pada sesi perdagangan Senin, 30 Juni 2025. Lonjakan pesat menyusul aksi ekspansi Mark Zuckerberg dalam merekrut besar-besaran untuk perusahaan rintisan (startup), superintelligence group AI baru milik perusahaan.

Harga saham Meta tembus ke level  US$747,90 selama saat selama sesi perdagangan intraday. Ini melampaui rekor sebelumnya pada bulan Februari 2025 ketika perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak 5 persen terhadap karyawan yang dianggap berkinerja rendah.

Lonjakan saham Meta dinilai menunjukkan minat investor terhadap grup superintelijen AI baru milik perusahaan. Kenaikan signifikan membawa Meta bergabung dengan Microsoft dan Nvidia sebagai perusahaan-perusahaan teknologi raksasa yang berhasil mencapai titik tertinggi baru akhir-akhir ini.

CEO Meta, Mark Zuckerberg, sedang gencar merekrut talenta di bidang kecerdasan buatan (AI) di tengah persaingan ketat di sektor kecerdasan buatan. Dua kompetitor kuat dalam industri ini adalah OpenAI dan induk Google, Alphabet.

Ilustrasi kecerdasan buatan (AI).

Photo :
  • freepik.com/freepik

Pada awal Juni lalu, Meta mengumumkan akan merekrut CEO Scale AI, Alexandr Wang, beserta beberapa rekannya. Perekrutan ini menjadi bagian dari investasi senilai US$14,3 miliar ke perusahaan rintisan Wang yang bergerak di bidang pelabelan dan anotasi data.

Meta juga merekrut Nat Friedman dan rekannya, Daniel Gross, yang memimpin perusahaan rintisan AI bernama Safe Superintelligence. Kini, Wang dan Friedman memimpin Superintelligence Labs yang merupakan divisi baru Meta yang bertugas mengelola model dasar AI, berbagai proyek, dan penelitian di bidang kecerdasan buatan. Istilah superintelligence merujuk pada teknologi AI yang kemampuannya melebihi manusia.

Menurut laporan CNBC Internasional pada 19 Juni 2025, perusahaan ini memiliki valuasi mencapai US$32 miliar. Upaya Meta untuk membeli (akusisi) Safe Superintelligence kabarnya sempat mendapat penolakan oleh pendirinya yang juga ahli AI, Ilya Sutskever.

Meta juga merekrut sejumlah peneliti AI dari OpenAI. CEO OpenAI Sam Altman mengatakan dalam sebuah podcast bahwa Meta menawarkan bonus tanda tangan kontrak hingga US$100 juta untuk menarik talenta berbakat dari perusahaan yang ia pimpin.

Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Chief Technology Officer Meta, Andrew Bosworth, yang mengungkap bahwa pasar talenta AI saat ini sangat luar biasa. Ia bahkan menyebut situasi ini belum pernah terjadi sebelumnya selama 20 tahun kariernya di sektor teknologi.