Dunia Pekerja Itu Keras! Intip Kisah para Pencari Kerja Kirim Ratusan Lamaran tapi Ditolak Berkali-kali

Ilustrasi stres cari kerja.
Sumber :

Jakarta, VIVA – Mencari kerja bukan perkara mudah. Terlebih di era digital, saat kompetisi semakin tinggi dan perusahaan menerima ribuan aplikasi dalam hitungan jam. Banyak orang, termasuk warga RI, mengalami frustrasi karena sudah mengirim puluhan hingga ratusan surat lamaran kerja tanpa hasil. 

Namun, di balik semua itu, ada kisah-kisah nyata dari berbagai belahan dunia yang membuktikan bahwa ketekunan dan strategi yang tepat bisa mengubah segalanya.

Berikut ini lima kisah inspiratif dari mereka yang pernah mengalami penolakan ratusan kali, tapi tetap bangkit dan akhirnya berhasil menemukan jalan.

Ribuan Pencari Kerja Padati Mega Career Expo

Photo :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

1. Pamela, UX Designer dari Seattle (AS)

Pamela, seorang profesional dengan pengalaman 15 tahun di bidang desain produk dan UX, mengalami masa sulit pasca pandemi. Selama tiga tahun mencari kerja, ia telah mengirim lebih dari 500 lamaran dan menerima hanya penolakan, tanpa satu pun panggilan wawancara.

Dalam tulisan reflektifnya di Medium, ia mengungkap tekanan mental yang ia hadapi, namun juga berbagi bahwa komunitas pencari kerja menjadi penyelamatnya. Pamela akhirnya bangkit, memperbarui pendekatan, dan kini kembali berkarier.

2. Deanna Woodhouse-Hawkins, Birmingham (Inggris)

Deanna, seorang lulusan bidang TI berusia 25 tahun, membutuhkan 1.219 lamaran untuk akhirnya mendapatkan pekerjaan pertamanya. Ia mengaku harus menyesuaikan CV untuk setiap posisi, sambil terus mengasah skill di bidang pemrograman selama masa pengangguran.

Perjuangannya menjadi sorotan media Inggris sebagai simbol betapa sulitnya akses kerja bagi fresh graduate di era otomasi dan kompetisi global. Setelah hampir menyerah, Deanna kini bekerja di bidang IT dengan gaji stabil dan terus berkembang.

3. Sophie Ward, Inggris ke Australia

Sophie pindah ke Australia dan melamar pekerjaan sebagai pengasuh anak. Ia mengaku telah mengirim ratusan lamaran sebelum akhirnya diterima oleh satu keluarga. Namun yang mengejutkan, Sophie hanya bertahan 10 menit di hari pertama bekerja karena tidak sanggup menghadapi bayi-bayi yang menangis bersamaan.

Ceritanya viral di media sosial dan menimbulkan perdebatan: apakah Sophie terlalu manja, atau memang tidak cocok di bidang tersebut?

4. Medha, Fresh Graduate dari Bristol (Inggris)

Medha, seorang lulusan media dan komunikasi, berasal dari keluarga berpenghasilan rendah. Ia telah mengirim 300 lamaran, menerima 299 penolakan, dan sempat merasa putus asa hingga kehilangan kepercayaan diri.

Ia lalu bergabung dalam program OurCity2030, inisiatif lokal yang mendampingi pencari kerja dari latar belakang marginal. Berkat pelatihan intensif dan dukungan psikologis, Medha akhirnya mendapat pekerjaan di Aerospace Bristol sebagai tenaga pemasaran.

Kisahnya menginspirasi banyak fresh graduate di Inggris bahwa dukungan komunitas bisa menjadi penentu dalam proses pencarian kerja yang penuh tantangan.

5. Dhruv Loya, Mahasiswa India di AS

Dhruv adalah lulusan teknik biomedis dari SUNY Buffalo, Amerika Serikat. Setelah lulus, ia mengirim ratusan lamaran ke berbagai perusahaan namun terus mendapat penolakan.

Barulah ketika ia fokus membangun jaringan profesional dan mendapatkan referral, ia diterima bekerja di Tesla sebagai Powerwall Technical Support Specialist. Dhruv menekankan bahwa strategi yang tepat jauh lebih penting daripada sekadar kuantitas lamaran.

Kelima kisah di atas membuktikan bahwa mengirim ratusan lamaran kerja bukan hal yang luar biasa, namun bagaimana Anda merespons penolakan dan menyesuaikan strategi sangatlah krusial. Kuncinya adalah konsistensi, perbaikan terus-menerus, dan tidak takut meminta bantuan.