HIPMI Didorong Masuk Jajaran Top Pengusaha Nasional

Ketua Umum HIPMI 1986-1989, Sharif Cicip Sutardjo.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

"Melalui kegiatan Jambore, HIPMI ingin menularkan jiwa kewirausahaan kepada mahasiswa. Selain itu, pengurus HIPMI mengubah AD/ART HIPMI agar dari pengurus pusat hingga pengurus kecamatan memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama," kata dia.

Ekonomi global

Sharif mengemukakan, pertemuan para senior HIMPI itu juga dilatar belakangi oleh kondisi ekonomi global masih diwarnai oleh gejolak dan ketidakpastian (uncertainty), yang disebabkan antara lain oleh perdagangan dunia melemah, harga komoditas tetap rendah, dan pasar keuangan kurang stabil. Kondisi ini memengaruhi perekonomian dalam negeri, di mana pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan.

Ia mencatat, pertumbuhan ekonomi 2015 hanya 4,79 persen, melambat dibanding tahun 2014 sebesar 5,02 persen. Perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut cukup menekan dunia usaha nasional.

"Padahal, saat ini Indonesia sudah ada di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yang menuntut dunia usaha memiliki daya saing yang unggul," kata dia.

Mengutip data dari The Global Competitiveness Report 2015-2016 yang dikeluarkan Forum Ekonomi Dunia (WEF), Sharif mengungkapkan bahwa daya saing Indonesia tahun 2015 berada di posisi 37 dunia. Daya saing Indonesia itu kalah dibanding negara ASEAN lainnya, seperti Singapura yang berada di posisi 2, Malaysia (posisi 18), dan Thailand  (posisi 32).