5 Negara Terang-terangan Ada Gerakan Islamophobia
- Tangkapan Layar
Jakarta – Islamophobia, pandangan yang mencerminkan diskriminasi, ketakutan, dan sikap benci terhadap Islam dan umat Muslim, masih menjadi masalah di beberapa negara.
Istilah ini telah ada sejak lama tetapi menjadi lebih dikenal setelah peristiwa pada September 2001 di Amerika Serikat. Saat ini, Islamophobia umumnya terjadi di negara-negara di mana Muslim merupakan minoritas penduduk.
Kehidupan Muslim di beberapa negara yang memiliki pandangan anti-Muslim menjadi sulit. Beberapa negara tersebut memiliki pandangan negatif terhadap Islam, terutama terkait dengan aksi kelompok ekstremis seperti ISIS di Irak dan Suriah.
Bendera ISIS.
- CNN Photo
Meskipun penting untuk diingat bahwa tidak semua Muslim terlibat dalam kegiatan ekstremis tersebut. Sejumlah politisi di beberapa negara secara terang-terangan menyuarakan sikap anti-Muslim, yang semakin memperburuk kondisi Islamophobia di masyarakat.
1. Prancis
Pada tahun 2011, Presiden Nicolas Sarkozy menerapkan larangan terhadap penggunaan niqab, yaitu kerudung yang menutup seluruh tubuh kecuali mata. Perempuan yang memakai niqab tidak diperbolehkan di negara tersebut dan akan didenda sebesar 150 euro atau sekitar Rp2,4 juta jika melanggar aturan tersebut.
Pelanggaran serius dapat dikenai sanksi denda hingga Rp480 juta dan hukuman penjara selama satu tahun.
Pada tahun 2020, sekitar 235 serangan terhadap warga Muslim dilaporkan di Prancis. Saat ini, Prancis sedang mengusulkan RUU anti-separatisme untuk mengendalikan aktivitas komunitas Muslim.
Nicolas Sarkozy, yang menjabat sebagai Presiden Prancis dari tahun 2007 hingga 2012, mencoba untuk kembali ke dunia politik pada tahun 2017. Namun, upaya tersebut gagal karena partainya, Les Republicains, tidak mencalonkannya sebagai presiden.
2. India
Demo protes islamofobia di India
- AP/Aijaz Rahi
Organisasi Hindu militan mendesak umat Muslim untuk pindah agama, didukung oleh Partai Bharatiya Janata (BJP), yang merupakan mayoritas di parlemen India dan partai yang didukung oleh Perdana Menteri Narendra Modi.
Pada tahun 2014, terjadi kasus di mana 300 warga Muslim dipaksa untuk mengganti agama menjadi Hindu dan diberikan kartu identitas baru. Organisasi Hindu garis keras ini berdalih bahwa mereka yang menjadi murtad sebelumnya merupakan Hindu dan tugas mereka adalah untuk mengembalikan keyakinannya.
3. Swedia
Massa memprotes aksi pembakaran Al Quran di Swedia
- middleeastmonitor