Lulur Tradisional untuk Pengantin: Ritual Kecantikan yang Tak Lekang Waktu

Ilustrasi pernikahan adat sunda, sunda siger
Sumber :
  • pixabay/ sendywulandh

1 Bulan Sebelum Pernikahan:
Mulai rutin luluran 2–3 kali seminggu. Bisa dikombinasikan dengan minum jamu tradisional seperti kunyit asam untuk hasil dari dalam.

2 Minggu Sebelum:
Fokus pada perawatan intensif seperti lulur bengkoang untuk mencerahkan dan lulur susu untuk melembapkan.

Seminggu Sebelum Hari H:
Pilih lulur yang menenangkan seperti lulur Bali atau lulur bunga untuk efek relaksasi.

H-1:
Hindari eksfoliasi agar kulit tidak iritasi. Cukup pakai masker tubuh alami untuk hidrasi.

Jika tidak sempat membuat sendiri, banyak produk lulur tradisional siap pakai di pasaran. Namun, pastikan kamu memilih yang aman dan berkualitas.

Ciri Produk Lulur yang Aman:

  1. Terdaftar BPOM
  2. Komposisi alami tanpa paraben atau pewangi buatan
  3. Dikemas secara higienis

Rekomendasi Produk Lulur Tradisional Lokal:

  1. Mustika Ratu Lulur Kocok Kejawan
  2. Sariayu Lulur Pengantin
  3. Herborist Lulur Bali Tradisional
  4. Roro Mendut Lulur Rempah

Produk-produk tersebut menggunakan bahan herbal dan telah menjadi andalan banyak calon pengantin di Indonesia.

Lulur tradisional bukan hanya ritual kecantikan, tapi warisan budaya yang menyatu dengan identitas perempuan Indonesia. Dari aroma rempahnya, sentuhan alami pada kulit, hingga makna spiritual di balik penggunaannya, semua membawa calon pengantin pada pengalaman merawat diri yang holistik.

Di tengah gempuran produk modern, ritual luluran tetap menjadi pilihan bijak—alami, terjangkau, dan penuh makna. Jika kamu ingin tampil cantik bukan hanya di luar tapi juga merasa tenang dari dalam, jangan ragu untuk menjalani perawatan tubuh tradisional ini sebelum hari istimewamu.