Kisah Mualaf Bertato, Sempat Menyesal Hingga Bimbing Ayah Masuk Islam

Ilustrasi salat dan sujud
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

VIVA – Yohanes Wahyu Koesnaryo, mualaf yang awalnya menyesal menjadi muslim namun kini akhirnya justru bisa umroh. Tak hanya itu, mualaf bertato ini bahkan bisa membantu ayahnya masuk islam. Seperti apa kisahnya?

Dalam kanal Youtube Mualaf Center Aya Sofya, Yohanes menuturkan bahwa seluruh tubuhnya memang sudah dipenuhi tato. Beragam gambar tato ada di berbagai bagian tubuhnya, yang juga terdapat tato bertuliskan nama istrinya.

"Sagita itu istri sekarang. Ini mentatto nya setelah punya istri setelah masuk islam," tutur Yohanes.

Yohanes Wahyu Koesnaryo

Photo :
  • Youtube Mualaf Center Aya Sofya

Diakui Yohanes, saat masuk Islam di awal niatnya hanya agar bisa menikahi istrinya saat itu. Ia menuturkan bahwa sang istri enggan ikut ke agamanya dahulu, sehingga Yohanes memilih mengalah dan melakukan 'syarat' masuk Islam agar bisa menikah.

"Mantep sih enggak juga karena biar prosesnya cepat biar buru-buru nikah saja," bebernya.

Tak Ada yang Membimbing Ibadah

Naryo masuk Islam dengan mengucap syahadat seraya dibimbing oleh ustad di salah satu masjid dekat rumahnya. Ia pun mendapatkan buku panduan shalat, meski tak ada yang membimbingnya beribadadah.

"Hanya diberi ucapan selamat anda masuk Islam dosa-dosa Anda diampuni seperti bayi yang baru dilahirkan. Ya sudah hanya dikasih buku itu. Jadi saya harus belajar dari buku itu bagaimana cara toharoh bersuci, berapa rokaat salat Isya, salat magrib seperti itu. Syahadat 26 juni 2011," kenangnya.

Ia mengaku kaget dengan perubahan agama, apalagi tak ada yang membimbingnya sama sekali. Terlebih, lingkungannya pun masih termasuk kelompok 'jahiliah' sehingga Yohanes justru meninggalkan ibadah sebagai seorang muslim dan kembali pada tabiat buruknya.

"Justru malah setelah saya masuk Islam nih, kawan saya makin tambah parah sebelum daripada Sebelum saya masuk Islam," kata dia.

"Seperti apa ya seperti enggak punya tuhan Bagaimana cara beribadahnya sementara doa-doa yang saya pahami waktu itu masih doa-doa agama sebelumnya. Saya mau beribadah ke rumah ibadah agama sebelumnya juga nggak mungkin jadi ya seperti enggak punya agama. Agama Islam itu hanya di KTP saja, hanya status," kenangnya lagi.