Anak Dipukul Temannya? Ini Saran Psikolog untuk Orangtua
- ist
Melainkan, kata Elly Risman, dibalas dengan kalimat yang penuh tanda tanya untuk menimbulkan simpati pada orang lain.
Ilustrasi anak-anak sedang bermain
- Kredivo
“Kedua, jangan mengekspresikan marah dengan marah lagi, dengan tindakan. Bilang dengan kata-kata. 'Oh karena orang itu akan tersadarkan gitu. Kenapa jadi mukul gue. Emang gue salah apa'. Jangan suruh untuk membalas dulu. Kalau misal dia udah sampai terancam, dia harus bela dirinya. Nah bela diri ada prosesnya lagi. Kita tanamkan gitu ke anak gimana prosesnya," jelas Elly Risman.
Proses berpikir seperti ini yang dibangun sejak dini membuat anak juga tak bersikap semena-mena terhadap sesama.
Dengan begitu, Elly Risman berharap generasi selanjutnya akan mampu menganalisa lebih baik untuk selanjutnya saling membantu kesulitan orang lain yang bermanfaat positif pada proses sosialisasi si kecil.
"Proses berpikir dia mesti dibangun, kenapa ya dia mukul. 'Dia mungkin bisa dapet kebiasaan mukul dari mana menurut kamu. Bisa nggak kamu nanya ke dia, jangan-jangan kasihan dia suka dipukul di rumahnya'. Semua harus gunakan kalimat bertanya. Supaya nanti anak punya kemampuan analisa kalau dia hadapi itu," jelasnya.