Bela Kampung, Program Eliminasi Malaria di Papua Barat
- Pixabay
VIVA – Belum lama ini, salah satu program kesehatan di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat menorehkan prestasi di kancah internasional. Itu karena kasus Malaria di kabupaten itu berhasil diatasi dengan sistem Early Diagnosis And Treatment (EDAT) atau Diagnosis Dini dan Pemberian Obat Secara Tepat.
Keberhasilan Kabupaten Teluk Bintuni dalam menurunkan kasus malaria ini telah mendapat penghargaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Maroko pada 24 Juni 2018 lalu, sebagai Juara Pelayanan Publik Wilayah Asia Pasifik Tahun 2018.
Sejak dilakukannya program tersebut, kasus malaria per 1.000 penduduk (Annual Parasit Incidence/API) di Teluk Bintuni mengalami penurunan yang sangat tajam, dari 114,9 di tahun 2009, kini telah turun hingga 0,8 pada Juni 2018.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat, Otto Parorrongan, SKM, M.MKes, EDAT merupakan sistem kerja sama pemerintah daerah, organisasi non-pemerintah dan swasta untuk membentuk juru malaria kampung (JMK) atau spesialis malaria di daerah terpencil yang memiliki akses yang sulit terhadap fasilitas pelayanan kesehatan.
Perlu diketahui pula bahwa JMK bukanlah tenaga medis, melainkan warga yang dipilih untuk meningkatkan kesadaran dan pendidikan masyarakat sehingga mampu mengidentifikasi, mencegah dan mengobati malaria.
Untuk mengulang kesuksesan yang sama, Dinkes Papua Barat baru-baru ini juga telah menciptakan program yang dinamakan Bela Kampung.
Otto mengatakan bahwa Bela Kampung merupakan program yang bertujuan untuk membebaskan kampung dari malaria dalam waktu dua bulan dan seterusnya, dari kampung ke kampung, secara bertahap, menyeluruh dan berkesinambungan.
Ia menambahkan bahwa Bela Kampung memang sengaja diambil dari pembelajaran keberhasilan EDAT di Teluk Bintuni, sehingga diharapkan mudah dijalankan di semua kabupaten.
"Bela Kampung adalah replika dari EDAT di Teluk Bintuni tapi disesuaikan dengan kabupaten masing-masing. Kami mencoba meramu keberhasilan beberapa kabupaten dalam mengeliminasi kasus malaria," ucap Otto kepada VIVA di Manokwari, Papua Barat belum lama ini.
Mirip dengan EDAT, Bela Kampung juga melibatkan langsung masyarakat di kampung untuk bersama-sama dengan petugas mengambil darah atau memeriksa darah.
Jika di EDAt ada JMK, dalam Bela Kampung ada kader malaria yang punya tugas sama, yakni dilatih untuk memeriksa darah, mendidik dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya pencegahan serta pengobatan malaria hingga tuntas.