Berapa Lama Vaksin COVID-19 akan Efektif, Ini Kata Dokter
- ANTARA
VIVA – Kehadiran vaksin COVID-19 menjadi harapan bagi dunia yang menderita akibat pandemi yang merenggut banyak nyawa dan menyebabkan banyak komplikasi mengerikan, termasuk COVID-19 yang berkepanjangan.
Sementara tujuannya adalah untuk mendapatkan orang-orang secara maksimal saat ini, ada juga banyak pertanyaan yang masih belum terjawab. Akankah satu vaksin membawa kita ke kehidupan bebas COVID-19? Berapa lama kekebalan bertahan? Atau, apakah kita perlu mendapat suntikan tahunan, seperti vaksin lainnya?
Beberapa ahli epidemiologi juga percaya bahwa virus SARS-COV-2, yang menyebabkan kerusakan akan terus beredar di dunia seperti bakteri dan virus lainnya, dan kemungkinan besar menjadi infeksi seperti flu atau influenza. Jadi, apakah kita benar-benar mendapatkan kekebalan yang langgeng dengan suntikan COVID-19?
Vaksin COVID-19 bekerja untuk meningkatkan respons kekebalan tubuh terhadap patogen dengan menghasilkan antibodi yang mengenali dan menghindari infeksi di masa mendatang.
Namun, karena ini adalah virus baru, dan vaksin yang relatif lebih baru, tidak ada data nyata yang menunjukkan seberapa terlindungi seseorang nantinya, setelah divaksinasi.
Menurut Dr Susheel Bindroo, Kepala Departemen Pulmonologi Intervensional, Rumah Sakit & Pusat Penelitian Jaslok, Mumbai, antibodi yang dihasilkan oleh vaksin, atau kekebalan buatan selalu lebih rendah daripada kekebalan alami, demikian dikutip dari Times of India.
"Dalam pengamatan kami sejauh ini, orang-orang tertular COVID untuk mengamati antibodi penetralisir alami berkurang dalam waktu maksimal 6-7 bulan. Untuk beberapa dengan penyakit penyerta yang serius, virus itu bisa hilang lebih cepat. Oleh karena itu, berhati-hatilah, orang harus ingat bahwa bahkan kekebalan buatan, pada saat ini, akan bertahan untuk periode yang relatif sama. Kami tidak dapat mengharapkan vaksin bekerja seperti sihir," tutur dia.
- VIVA.co.id/ Lucky Aditya.
Dr Bharesh Dedhia, Konsultan Perawatan Kritis, Rumah Sakit Hinduja Khar juga berpendapat, vaksin sementara tetap menjadi salah satu alat yang paling efektif saat ini, mungkin tidak seefektif yang kita kira.
"Mempertimbangkan cara mutasi, dapat terjadi bahwa orang membutuhkan suntikan penguat atau menjalani tes antibodi rutin untuk memastikan seberapa kuat kekebalannya," ujarnya.