Sulit Hamil, Waspada Gangguan Kesuburan pada Pria

Ilustrasi pria/laki-laki.
Sumber :
  • Pixabay/pexels

Bagaimana mendiagnosis infertilitas pria?

Ilustrasi sperma.

Photo :
  • CCRM

Kabar baiknya adalah semakin cepat Anda mendekati spesialis dan menegakkan diagnosis, semakin cepat Anda dapat mengatasi masalah tersebut. Diagnosis dimulai dengan riwayat medis lengkap, pemeriksaan fisik, tes darah, tes hormon umum, dan analisis air mani.

Analisis air mani dapat menunjukkan tingkat produksi sperma dan motilitas sperma (apakah sperma berfungsi dengan baik dan bergerak). Terlepas dari hasilnya, bahkan jika tes air mani menunjukkan jumlah sperma yang rendah atau tidak ada sperma, ada berbagai pilihan pengobatan yang tersedia.

Tes lebih lanjut seperti USG transrektal, biopsi testis (untuk membidik penyebab infertilitas serta mengumpulkan sperma untuk digunakan dalam teknik reproduksi berbantuan), profil hormonal, analisis urin pasca ejakulasi untuk mendeteksi apakah sperma berjalan mundur ke kandung kemih dapat dinasihati.

Salah satu kemajuan besar dalam teknologi yang telah membantu mendiagnosis infertilitas pria adalah tes fragmentasi DNA sperma. Tes ini dilakukan untuk menilai adanya masalah pada materi genetik sperma karena dapat mengetahui apakah ada kerusakan DNA pada sperma. Sperm Aneuploidy Test (SAT) adalah tes diagnostik untuk mempelajari latar belakang genetik atau penyebab infertilitas pria. Ini menunjukkan kelainan kromosom dalam sampel sperma.