Peran Penting Glutamat dan Glutamin, Pendukung Sistem Kekebalan Tubuh
- Pixabay/Stocksnap
MSG atau micin.
- Freepik
Nah, seiring bertambahnya usia sistem imun pasti akan mengalami penurunan fungsi. Penuaan sistem kekebalan tubuh berdampak pada penurunan produksi jumlah sel imun. Hal ini membuat para lanjut usia juga cenderung lebih rentan terserang penyakit.
Dalam menghadapi penuaan, penerapan gaya hidup sehat mampu mempertahankan sekaligus memperkuat sistem kekebalan tubuh. Pedoman Gizi Seimbang (PGS) sudah mengatur pola makan dan kegiatan fisik untuk membuat manusia Indonesia yang berkualitas.
Salah satu bahan makanan yang direkomendasikan adalah ikan laut. Kandungan gizinya beragam dan juga lengkap. Ikan laut kaya akan protein, peptida khusus dan asam amino Glutamat. Selain itu ikan laut juga sangat kaya akan Omega 3, antioksidan seperti karotenoid, vitamin larut lemak seperti vitamin A , D dan E ,mineral Kalsium, Posfor, Magnesium, Yodium, Seng dan Selenium yang berperan dalam metabolisme tubuh khususnya sistem kekebalan tubuh.
Kaldu dan pekatan ikan yang diperkaya Glutamat (MSG) dapat disiapkan sebagai sumber Glutamat dan Glutamin yang diperlukan tubuh. Penasaran apa saja peran Glutamat dan Glutamin dalam menjaga kekebalan tubuh? Berikut yang telah kami rangkum dari berbagai sumber.
Peran Glutamat dan Glutamin dalam kekebalan tubuh
Sistem kekebalan tubuh manusia sangatlah kompleks. Ketika bakteri atau virus menyerang, sel tubuh seperti limfosit, makrofag, dan neutrofil saling bekerja sama. Layaknya pasukan perang, mereka membutuhkan logistik yang kuat untuk bisa melawan musuhnya. Tanpa adanya ‘bahan pendukung’, sistem kekebalan kita bisa kalah duluan sebelum berperang. Nah, ada yang menarik nih dari interaksi Glutamat dan Glutamin dengan limfosit.
Limfosit terdiri dari limfosit T dan limfosit B yang memiliki ketergantungan untuk saling bekerja sama. Dalam sistem kerjanya, Glutamin berperan untuk memperbanyak sel limfosit T saat mendapatkan signal dari sel yang terinfeksi oleh alergen berupa interferon. Tanpa adanya interferon, sel T tidak dapat bereaksi. Sedangkan limfosit B berperan untuk membentuk antibodi setelah mendapat sinyal dari sel T. Dengan demikian jumlah dan kewaspadaan sel limfosit T sangat penting dalam aktifitas pertahanan tubuh.