Stroke Bisa Dicegah Sebelum Terlambat, Kenali Risikonya Lewat Pemeriksaan Ini
- Freepik/rawpixel.com
Tangerang, VIVA – Banyak orang rutin memeriksa tensi, gula darah, dan kolesterol, tapi bagaimana dengan aliran darah ke otak, organ vital yang mengendalikan setiap fungsi tubuh? Terkadang, tanpa disadari, pelan, tapi pasti, aliran darah ke otak bisa terganggu, memicu serangan stroke yang mengubah hidup dalam sekejap.
“Stroke bisa menyerang siapa saja, kapan saja, namun dengan gaya hidup sehat dan deteksi dini, penyakit ini bisa dicegah. Ketika gejala stroke sudah terjadi secara berulang, waktu penanganannya mulai menyempit. Prosedur Transcranial Doppler (TCD) bisa menjadi cara untuk mengambil head start dalam penanggulangan penyakit ini,” tutur Dokter Spesialis Saraf di Bethsaida Hospital, dr. Puspasari, Sp.N, dalam keterangannya, dikutip Selasa 1 Juli 2025. Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!
Teknologi Transcranial Doppler (TCD) memungkinkan pemantauan aliran darah otak yang tidak invasif, cepat, dan tanpa rasa sakit. Bagi mereka dengan risiko seperti hipertensi, diabetes, atau riwayat stroke, pemeriksaan ini penting sebagai metode deteksi dini untuk mencegah kerusakan permanen dan menjaga kualitas hidup.
Apa itu Transcranial Doppler?
Transcranial Doppler (TCD) adalah pemeriksaan non-invasif yang mengukur kecepatan aliran darah di pembuluh besar otak seperti arteri serebri media, anterior, posterior, basilar, dan vertebralis. Pemeriksaan ini menggunakan gelombang ultrasound yang ditembakkan melalui area tipis tulang tengkorak, seperti pelipis, belakang kepala, atau leher, untuk menganalisis pergerakan darah di otak. TCD sendiri diklaim aman, bebas radiasi, tanpa pembedahan, dan dapat dilakukan berulang kali.
TCD memiliki peran penting dalam deteksi dan penanganan stroke karena mampu memberikan informasi akurat tentang aliran darah otak. Pemeriksaan ini bermanfaat untuk skrining dini, pemantauan selama perawatan, dan evaluasi risiko komplikasi vaskular seperti penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah, menjadikannya alat yang sangat bernilai dalam pencegahan, diagnosis, dan penentuan prognosis kasus stroke serta gangguan sirkulasi otak lainnya.
Berikut penyakit-penyakit dan kondisi medis yang dapat dideteksi atau dimonitor dengan TCD:
- Stroke Iskemik dan TIA (Transient Ischemic Attack)
- Vasospasme setelah Perdarahan Subarachnoid (SAH)
- Deteksi Emboli (gumpalan darah atau udara)
- Deteksi Paten Foramen Ovale (PFO)
- Anemia Sel Sabit (Sickle Cell Disease), terutama pada anak-anak.
- Kematian Batang Otak (Brain Death)
- Penurunan dalam aliran darah otak saat prosedur operasi jantung terbuka atau neurovaskular
- Hipoperfusi Otak dan Hiperemia
- Arteriovenous Malformation (AVM)
- Penyakit Moyamoya (gangguan pembuluh darah otak langka)
- Teknologi Transcranial Doppler memungkinkan tenaga medis untuk melakukan pengamatan terhadap aliran darah di pembuluh besar otak yang sebelumnya sulit terjangkau.
“Pasien dengan riwayat hipertensi, kolesterol tinggi, penyakit jantung, dan juga diabetes perlu waspada, sebab kondisi-kondisi tersebut secara signifikan meningkatkan risiko terkena serangan stroke. Deteksi dini dan pengelolaan faktor risiko sangat penting untuk mencegah kerusakan otak yang bisa terjadi tiba-tiba dan permanen,” tambah dr. Puspasari.
Kelebihan Transcranial Doppler
Keunggulan TCD yang membedakannya dari metode pemeriksaan aliran darah konvensional, yaitu non-invasif, bebas radiasi, bebas penggunaan zat kontras yang memiliki efek samping seperti alergi dan anpa efek samping meski telah dilakukan berkali-kali.
“Pemeriksaan TCD menjadi wujud nyata dari inovasi pelayanan kami dalam pencegahan stroke. Dengan teknologi ini, kami bisa memberikan deteksi dini yang akurat dan aman, sehingga pasien memiliki peluang lebih besar untuk mempertahankan kualitas hidupnya,” ujar dr. Pitono, Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong.