WHO: Lajang Masuk Kategori Infertil

Kasus kanker serviks masih menjadi penyebab kematian tertinggi.
Sumber :
  • Pixabay

Josephine Quintavalle dari Comment on Reproductive Ethics menyebut langkah WHO itu sebagai sebuah omong kosong. Keputusan WHO, kata Quintavalle, bukan hanya mendefinisikan ulang infertilitas, namun juga mengabaikan proses biologis dan makna dari hubungan seksual alami antara pria dan wanita.

Sementara itu Juru Bicara Kementerian Kesehatan Inggris mengatakan akan mempertimbangkan saran terakhir WHO ketika standar baru itu dipublikasikan. Namun, ia menegaskan bahwa NHS tidak memiliki kewajiban untuk melaksanakannya.