Warkop Pak Itam Jadi Magnet Wisatawan di Pulau Banyak Aceh Singkil

Warkop Pak Itam di Pulau Panjang, Kabupaten Aceh Singkil
Sumber :
  • VIVA/Dani Randi

VIVA – Usaha warkop atau warung kopi saat ini terus berkembang pesat. Tak henti-hentinya inovasi baru terus bermunculan, konsep yang menarik juga akan menambah daya tarik tersendiri untuk pengunjungnya. Apalagi lokasi yang digunakan di sebuah pulau dengan pemandangan yang eksotis.

Seperti yang dilakukan oleh Mirzal (39), memilih mendirikan warung kopi di Pulau Panjang, Kecamatan Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, Aceh. Dulunya, pulau ini jarang dikunjungi wisatawan, kehadiran Warkop Pak Itam yang dikelola Mirzal, menjadi daya tarik lain bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah yang dijuluki sebagai “Maldives Aceh” ini.

Konsep warkop Pak Itam ini sangat sederhana, jauh dari anggapan mewah. Pondoknya terbuat dari ranting kayu beratap daun rumbia kering. Dan tempat duduknya menghadap lautan bebas.

Mirzal mengisahkan, Pulau Panjang dulunya jarang disinggahi wisatawan yang berkunjung ke Kepulauan Banyak. Bahkan, dari 63 gugusan pulau di sana, Pulau Panjang yang tak berpenghuni ini, tidak masuk dalam rekomendasi para guide travel kepada wisatawan.

“Anggapan para guide dan wisatawan mungkin terlalu dekat dengan ibukota kecamatan, apalagi dulu belum ada bangunan apa-apa di sini, jadi Pulau Panjang ini hanya dilewatkan saja,” kata Mirzal atau yang akrab disapa Pak Itam kepada VIVA beberapa waktu lalu.

Namun, Mirzal yang memiliki sepetak tanah di sana mulai memutar otak, untuk mengelola Pulau Panjang agar mau disinggahi oleh wisatawan.

Berbekal alat bangunan berupa gergaji, parang, martil dan lainnya, ia membersihkan lahan miliknya dan menyulap jadi warung kopi yang memiliki desain alami.

Dia bekerja sendiri membersihkan areal lokasi di atas lahan tempat warungnya didirikan. Perlahan mendirikan pondok-pondok kecil serta beberapa kursi dan meja.

Mirzal mencoba membuka usaha kecil-kecilan di Pulau Panjang sejak pertengahan 2018. Ia menjual aneka kopi, minuman dingin hingga mi rebus. Waktu itu, kata dia, wisatawan masih sepi bahkan nyaris tidak ada.

Nyaris sebulan merasakan kepahitan tanpa pengunjung, Mirzal mulai mendirikan gapura sederhana terbuat dari kayu untuk lokasi selfie. Ternyata, gapura itu dilirik guide, satu persatu guide beserta wisatawan mulai singgah di warkop Pak Itam.