Kuak “Keperawanan” dan Jelajahi Ternate
Di dekat pantai ini juga terdapat Teluk Saomadaha, tempat Anda bisa melihat air yang begitu jernih dan memberikan efek melayang. Teluk ini dikelilingi tebing tinggi dan pepohonan hijau yang rimbun. Menuju ke sini, Anda perlu berjalan kaki selama 10 menit dari Pantai Sulamadaha. Namun, keindahan yang menanti Anda di sana sangat layak untuk diselami.
2. Benteng-benteng Portugis
Di Ternate, Anda bisa menemukan benteng-benteng bekas peninggalan Portugis. Benteng Tolukko, Benteng Kalamata, Benteng Kota Janji, dan Benteng Kastela adalah benteng-benteng penting peninggalan Portugis yang menyimpan banyak cerita. Benteng Tolukko merupakan benteng yang dibangun untuk mempertahankan penguasaan cengkeh. Dibangun dengan bebatuan hitam, campuran antara batu kali dan batu karang, benteng ini masih berdiri kokoh sampai sekarang dengan desain bangunan yang masih dipertahankan.
Benteng Kota Janji adalah saksi bisu perjanjian antara Sultan Khairun dan Gubernur Portugis, Diego Lopes de Muspito. Dari benteng ini, Anda bisa melihat pemandangan yang sama dengan yang bisa Anda temukan di uang lembar Rp1.000. Lain lagi halnya dengan Benteng Kastela yang saat ini sudah berupa puing-puing. Benteng ini adalah benteng pertama yang dibuat oleh Portugis, namun sisa kemegahannya persis seperti situs-situs candi yang ada di Pulau Jawa.
Terakhir, ada Benteng Kalamata yang dibangun sebagai benteng pertahanan dari serangan Spanyol di Rum, Tidore. Benteng ini memiliki beberapa bagian yang berfungsi sebagai menara pantau. Keseluruhan bangunan benteng persegi empat ini masih terjaga sampai sekarang, meski sebelumnya sempat diambil alih oleh Spanyol dan Belanda. Dari benteng ini, Anda juga bisa melihat Pulau Tidore dan Maitara. Mengunjungi keempat benteng peninggalan Portugis ini akan membuat Anda lebih mengenal Indonesia dan sejarahnya yang besar.
3. Benteng Oranje
Ini satu-satunya benteng milik Belanda yang bisa Anda temukan di Ternate. Dibangun pada 1607 sebagai pusat pemerintahan VOC pada masa itu dan digunakan pula sebagai kediaman Gubernur Belanda di Ternate pada masa itu. Benteng ini sempat berfungsi sebagai pusat kontrol kegiatan jual beli rempah-rempah dan beberapa kali berhasil menahan serangan dari Spanyol dan Portugis.