Turki Klaim Akan Kirim 48 Unit Jet Tempur Generasi Kelima KAAN ke Indonesia, Kemhan RI Angkat Bicara
- Istimewa/Viva Militer
Jakarta, VIVA – Presiden Republik Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, bahwa pihaknya akan mengirim 48 pesawat tempur KAAN ke Indonesia. Pengiriman pesawat tempur generasi kelima buatan Aerospace Turki itu akan dilakukan dalam waktu 120 bulan kedepan.
Bahkan, pernyataan Erdogan yang disampaikan di dalam akun X resmi miliknya itu menyebutkan bahwa Indonesia akan menjadi negara pertama dalam pengembangan jet tempur KAAN.
Pernyataan Erdogan tersebut disampaikan sesaat setelah Menteri Pertahanan Republik Indonesia Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama Sekretariat Industri Pertahanan Republik Turki Prof. Haluk Gorgun yang disaksikan langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto di Arena Indo Defence 2024, JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu, 11 Juni 2025 kemarin.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Biro Informasi Pertahanan (Karo Infohan) Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI Frega Wenas menegaskan bahwa penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pemerintah Indonesia dan Turki kemarin bukanlah nota kesepahaman tentang kontrak pembelian jet tempur KAAN.
Begitu pula dengan jumlah 48 unit Pesawat Tempur KAAN seperti yang disampaikan oleh Recep Erdogan, lanjut Brigjen TNI Frega, bahwa pihaknya masih belum bisa memastikan jumlah pesawat yang akan didatangkan dari Turki untuk pertahanan Republik Indonesia tersebut.
"Itu makanya saya bilang ya, ketika kita belum kontrak, itu belum mengikat, Jadi angka itu saya pun nggak berani bicara, karena kontrak itu belum ada. Tapi ketika kita sudah tulis kontrak 48, baru saya bisa disclose," kata Karo Infohan Setjen Kemhan RI Brigjen TNI Frega Wenas di sela-sela Indo Defence 2025 Expo & Forum di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis, 12 Juni 2025.
Terlepas dari beredarnya isu jumlah pesawat tempur generasi kelima, KAAN yang akan didatangkan dari Turki tersebut, Frega Wenas mengatakan, bahwa penandatangan nota kesepahaman atau MoU antara pemerintah Indonesia dan Pemerintah Turki yang dilakukan dalam momen Indo Defence 2025 kemarin merupakan peluang kerja sama yang sangat luar biasa antara dua negara sahabat yang sudah terjalin cukup lama.
"Karena ketika ada kepercayaan antara dua negara, apalagi yang ditawarkan adalah pesawat generasi ke-5, dimana ada proses alih teknologi di situ dan saat ini Presiden Prabowo juga punya hubungan yang baik dengan Presiden Erdogan, tentunya ini menjadi sebuah nilai tambah, termasuk juga beberapa kerjasama yang sudah dilakukan dengan Turki, termasuk juga kita produksi minium Tank," kata Brigjen TNI Frega Wenas.
"(Perjanjian MoU) ini menjadi rintisan, kita berharap nantinya produksi ini bisa terus dilanjutkan. Karena bicara pesawat tempur, kemudian kapal, ataupun produksi alutsista itu prosesnya tidak mudah, panjang, waktunya bisa 5-10 tahun bahkan lebih. Tapi kita berharap dengan adanya MoU itu nantinya akan ada tindak lanjut yang nantinya bisa membawa manfaat untuk Indonesia," tambahnya.
Sebagaimana diberitakan VIVA Militer sebelumnya, kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) Procurement antara Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin dan Sekretariat Industri Pertahanan Republik Turki Prof. Haluk Gorgun di Pavilion Turki di Arena Indo Defence 2025.
Penandatangan nota kesepahaman antara Pemerintah Indonesia dan Turki itu disaksikan langsung Presiden RI Prabowo Subianto serta sejumlah Menteri Kabinet Merah Putih dan pejabat militer dua negara sahabat terlihat hadir dalam momen bersejarah tersebut. Diantaranya, Menko Polkam RI Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan, Menko PMK Pratikno, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, para Kepala Staf Angkatan Tentara Nasional Indonesia, serta Dubes RI untuk Turki Achmad Rizal Purnama.