Ojol Baru Resmi Mengaspal, Gaspol Jek Beredar Hingga Luar Jawa
VIVA – Ojek online alias ojol baru yang dilahirkan PT Gaspol Angkasa Surya, Gaspol Jek, akhirnya resmi mengaspal. Aplikasi transportasi online tersebut kini beredar di beberapa daerahyakni Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) dan sejumlah wilayah di luar Pulau Jawa.
Digagas oleh tiga pengusaha asal Depok, Jawa Barat, ojek online atau ojol Gaspol yang memiliki kepanjangan Gerakan Anti Susah Pengemudi ini, mengaku telah memiliki jumlah driver atau yang disebutnya rider sebanyak 50 ribu orang.
Perbedaan yang cukup mencolok dari transportasi aplikasi ini ialah dari seragam yang dikenakan oleh para rider. Jaket dan helm yang dikenakan mirip dengan tokoh fiksi Gundala.
“Helm ada sayap lambang negara kita kan Garuda Pancasila, nah kita terinpirasi dari Garuda, melambangkan perlindungan karena kita superhero yang melindungi konsumen,” kata Lisa Subandi, salah satu Chief Executive Officer Gaspol Indonesia, saat membuka grand launching Gaspol Jek di Depok, Jawa Barat, pada Rabu 27 November 2019.
Ia pun membantah, jika tampilan yang disuguhkan mencontek tokoh fiksi pada film Gundala. “Ini bukan Gundala, kita merujuk pada lambang negara Garuda Pancasila. Filosofinya adalah superhero, konsumen kan butuh keamanan dan kenyamanan. Inilah cerminan dari filosofi tersebut,” ujarnya.
Gaspol berdiri sejak 26 Mei 2019 lalu, dan resmi diluncurkan pada hari ini. Selain kostum yang mencolok, perbedaan lain Gaspol dengan ojol lain adalah dari segi maintenance juga.
“Kami ada bonus untuk 70 trip sebulan. Bonus mingguan dan bulanan. Kemudian bonus trip tadi kita juga berikan ganti oli gratis dan para mitra juga akan dijamin asuransi dari BPJS ketenagakerjaan,” ujarnya.
Keunikan lainya, masing-masing wilayah Gaspol memiliki kapten yang mengatur dan bertanggung jawab pada driver yang ada di bawahnya. Langkah ini dinilai tepat untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh pengemudi maupun konsumen.
“Setiap kapten harus memastikan semua riders menaati peraturan yang ada dan memenuhi prosedur lainnya. Kita punya sekitar 76 kapten, masing-masing kapten bertanggung jawab atas minimal 70 pengemudi,” tegasnya.
Lisa juga mengatakan, mitra atau driver dipilih secara selektif mulai dari validasi data identitas. “Dari standar operasional pun, mitra harus memiliki ID (Identitas),” katanya.