Mengantisipasi Ancaman Tsunami

Tulisan buatan warga korban gempa dan tsunami di Desa Loli Saluran, Kecamatan Banawa, Donggala, Sulawesi Tengah, Rabu, 3 Oktober 2018.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA – Gempa dan tsunami menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia. Terakhir, bencana alam tersebut melanda Palu, Donggala, serta tempat-tempat lain di Sulawesi Tengah.

Ribuan orang telah kehilangan nyawa akibat gempa dan tsunami itu. Belum lagi kerugian yang bersifat materi seperti kerusakan bangunan, rumah-rumah, hingga jalan-jalan yang ditimbulkan begitu besar.

Sebelumnya, gempa juga mengguncang dan meluluhlantakkan Lombok, dan sejumlah wilayah lain di Nusa Tenggara Barat. Di tengah situasi tersebut, muncul kabar bahwa daerah-daerah lain di Indonesia juga masuk sebagai daerah rawan terjadi gempa atau tsunami. Salah satunya adalah Jawa Tengah bagian selatan.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, pun segera bereaksi atas adanya ‘peringatan’ tersebut. Dia memerintahkan jajarannya untuk rutin mengecek sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) untuk alat deteksi dini tsunami, bisa berfungsi dengan baik.

"Pengecekan EWS ini rutin kami lakukan, tetapi sekali-kali ada orang yang ngambil, ya kami tindak. Tapi sekarang sudah bagus," kata Ganjar di kantornya, Kamis 4 Oktober 2018.

Ganjar mengakui, Jateng memang menjadi salah satu provinsi yang rawan bencana, baik kekeringan, banjir, kebakaran, letusan gunung hingga gempa dan tsunami. Karenanya, upaya antisipasi bencana hingga sosialisasi ke masyarakat terus digencarkan sejak awal.

"Dulu, setelah bencana besar tsunami Aceh, kita menyiapkan diri. Maka, terakhir kita yang kena tsunami Cilacap dan Kebumen. Sekarang, di sana kami pasang sistem peringatan dini," katanya.

Meski begitu, diakui Ganjar, upaya menjaga EWS di wilayah rawan gempa dan tsunami tidak mudah. Banyak EWS yang dipasang kerap hilang, karena ulah masyarakat. Karenanya, ia mengajak agar warganya bisa menjaga dengan baik EWS sebagai bagian dari mitigasi bencana.

"Maka, saya bilang jangan (diambil). Tsunami itu ngeri, biarlah kita jaga bareng-bareng EWS ini," ujarnya.

Dalam waktu dekat, mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu pun menyebut bahwa dirinya akan belajar langsung ke Jepang, terkait mitigasi bencana. Menurutnya, negara tersebut telah terbukti memiliki mitigasi bencana yang baik, serta pembangunan yang aman.