Baru Bangkit, Nepal Dihajar Gempa Lagi
Jumat, 15 Mei 2015 - 00:24 WIB
Sumber :
- REUTERS/Adnan Abidi
VIVA.co.id - Tampaknya Tuhan begitu menyayangi Nepal. Negara miskin di Asia Selatan ini baru saja porak-poranda diguncang gempa bumi berskala 7,8 skala Richter yang menewaskan lebih dari 8.000 jiwa, serta 17.800 orang terluka.
Tepat dua minggu setelah itu, gempa dahsyat berkekuatan 7,4 SR kembali mengguncang bumi Nepal.
Dilansir dari Al Jazeera, gempa pada Selasa berlangsung sekitar 30 detik. "Semua orang berlari keluar ke jalan-jalan dan semua toko sekarang tutup," kata jurnalis Al Jazeera, Annete Ekin.
Jurnalis Al Jazeera di Kathmandu, Andrew Simmons, juga melaporkan gempa yang terasa begitu kuat, hingga membuat dia tergoncang seperti agar-agar.
Badan survei meteorologi Amerika Serikat (USGS), sebelumnya melaporkan gempa berkekuatan 7,1 SR, namun memperbarui keterangannya, menjadi 7,4 SR.
Pusat gempa
Charikot, sebuah resor pegunungan Himalaya mengalami titik terburuk sebagai pusat gempa.
Dilansir Telegraph, Kamis 14 Mei 2015, polisi menyatakan 34 orang dipastikan tewas terperangkap di bawah reruntuhan rumah yang roboh.
"Kemarin kami menyelamatkan tiga wanita dari gedung bank yang runtuh, tetapi mereka meninggal saat pengobatan. Ini tragis," kata Ram, polisi relawan yang mengkoordinasi penyelamatan lokal.
Resor indah tersebut didirikan oleh Top Thapa dan istrinya, Judith, seorang arsitek dari Swiss pada tahun 2000.
Resor itu menjadi tujuan akhir pekan yang sangat disenangi pengendara sepeda motor dan pejalan kaki untuk menikmati pemandangan indah di atas 23.000 kaki dari Gauri Shankar.
Dari atas bukit, Thapa menyaksikan orang-orang di bawah resor melarikan diri untuk bertahan hidup. "Bangunan-bangunan gemetar, orang-orang terkejut dan banyak yang mati. Mereka mencoba tempat-tempat tinggi untuk melarikan diri dari gempa," kata Thapa.
Lokasi terpencil yang berjarak lima jam perjalanan dari Kathmandu ini menjadi daerah yang paling parah terkena dampak gempa. Daerah ini kemudian menyisakan banyak tunawisma.
"Semua orang ingin menafkahi keluarga mereka sendiri, tidak ada yang peduli," kata salah seorang warga.
Seorang pekerja bantuan dari Amerika yang tidak menyebutkan namanya mengatakan, ia telah mendaki di luar Charikot saat gempa. "Saya melihat rumah hancur, tanah longsor berdebu. Aku takut," katanya.
Baca Juga :
Tepat dua minggu setelah itu, gempa dahsyat berkekuatan 7,4 SR kembali mengguncang bumi Nepal.
Dilansir dari Al Jazeera, gempa pada Selasa berlangsung sekitar 30 detik. "Semua orang berlari keluar ke jalan-jalan dan semua toko sekarang tutup," kata jurnalis Al Jazeera, Annete Ekin.
Jurnalis Al Jazeera di Kathmandu, Andrew Simmons, juga melaporkan gempa yang terasa begitu kuat, hingga membuat dia tergoncang seperti agar-agar.
Badan survei meteorologi Amerika Serikat (USGS), sebelumnya melaporkan gempa berkekuatan 7,1 SR, namun memperbarui keterangannya, menjadi 7,4 SR.
Pusat gempa
Charikot, sebuah resor pegunungan Himalaya mengalami titik terburuk sebagai pusat gempa.
Dilansir Telegraph, Kamis 14 Mei 2015, polisi menyatakan 34 orang dipastikan tewas terperangkap di bawah reruntuhan rumah yang roboh.
"Kemarin kami menyelamatkan tiga wanita dari gedung bank yang runtuh, tetapi mereka meninggal saat pengobatan. Ini tragis," kata Ram, polisi relawan yang mengkoordinasi penyelamatan lokal.
Resor indah tersebut didirikan oleh Top Thapa dan istrinya, Judith, seorang arsitek dari Swiss pada tahun 2000.
Resor itu menjadi tujuan akhir pekan yang sangat disenangi pengendara sepeda motor dan pejalan kaki untuk menikmati pemandangan indah di atas 23.000 kaki dari Gauri Shankar.
Dari atas bukit, Thapa menyaksikan orang-orang di bawah resor melarikan diri untuk bertahan hidup. "Bangunan-bangunan gemetar, orang-orang terkejut dan banyak yang mati. Mereka mencoba tempat-tempat tinggi untuk melarikan diri dari gempa," kata Thapa.
Lokasi terpencil yang berjarak lima jam perjalanan dari Kathmandu ini menjadi daerah yang paling parah terkena dampak gempa. Daerah ini kemudian menyisakan banyak tunawisma.
"Semua orang ingin menafkahi keluarga mereka sendiri, tidak ada yang peduli," kata salah seorang warga.
Seorang pekerja bantuan dari Amerika yang tidak menyebutkan namanya mengatakan, ia telah mendaki di luar Charikot saat gempa. "Saya melihat rumah hancur, tanah longsor berdebu. Aku takut," katanya.