Jaga Kedaulatan Udara dengan Jet Tempur Rusia
Kamis, 24 September 2015 - 07:45 WIB
Sumber :
- REUTERS/Pascal Rossignol
Sementara, Direktur Jenderal Perencanaan Pertahanan Kemhan, Marsekal Muda TNI M. Syaugi menjelaskan alasan lain membeli Sukhoi yaitu sudah ada kerja sama di antara kedua negara berdasarkan UU No. 16 tahun 2012 mengenai Industri Pertahanan.
"Ada transfer of technology (TOT), ada offset industri dan ada imbal data. Itu ada semua. UU Industri Pertahanan Nomor 16 tahun 2012 kan begitu," ujar Syaugi.
Offset yang dimaksud dalam UU tersebut yaitu ada komponen tertentu yang dibuat di Indonesia, sehingga tak semuanya diproduksi oleh Rusia.
Sementara, anggota Komisi I DPR RI, Salim Mengga, mengatakan pembelian pesawat Sukhoi SU-35 bisa untuk mengimbangi kekuatan angkatan udara negara tetangga. Ditemui di gedung DPR RI, kawasan Senayan, Jakarta pada 11 September lalu, kekuatan udara negara tetangga terus berkembang dengan burung besi generasi ketiga.
Malaysia, bahkan sudah lebih dulu memesan pesawat tempur F-35 dan Sukhoi SU-35. Langkah serupa juga dilakukan Singapura dan Australia yang telah membeli F-35. Negeri Kanguru bahkan diketahui sudah mendatangkan 58 unit F-35 untuk menjaga wilayah udara mereka.
Menurut Salim, Indonesia harus belajar dari pengalaman sempat diembargo oleh AS sehingga kesulitan mencari sparepart pesawat.
"Kita cari alutsista yang risikonya rendah. Misalnya, kita beli F-16, tetapi dalam perjanjiannya, kita tidak boleh menggunakannya untuk kepentingan keamanan dalam negeri, lalu untuk apa (dibeli)? Jadi, kita cari yang syaratnya ringan. Dengan Rusia, tidak terlalu banyak risikonya," kata Salim.
Selain itu, tantangan untuk mempertahankan kedaulatan, khususnya udara kian berat.
"Kita harus tingkatkan pertahanan untuk mengantisipasi konflik di kawasan Asia Tenggara, termasuk di Laut China Selatan," ujar dia.
Teknologi Canggih
TNI AU tentu memilih Sukhoi SU-35 bukan tanpa alasan. Pesawat tersebut tergolong sebagai pesawat generasi ke-4++ dan tepat berada di bawah pesawat siluman generasi kelima. Laman Russia Beyond the Headlines edisi, 4 September 2015 melansir SU-35 bahkan diklaim lebih unggul jika dibandingkan F-16 dan F-18 yang berbasis teknologi tahun 1970-an. Sukhoi yang dijuluki Super Flanker itu juga diketahui baru masuk ke dalam perbendaharaan senjata AU Rusia.