Aliansi Kejutan Blue Bird dan Gojek
- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Erdit menegaskan kerja sama itu bukan lantaran Blue Bird mengalah dengan makin naiknya pamor layanan transportasi online.
"Kolaborasi ini kami lakukan untuk bersaing dengan kebutuhan masyarakat dan pelanggan yang terus berkembang dan meningkat pesat. Kami yakin kolaborasi ini akan memberikan pelayanan yang baik buat masyarakat," ujar Erdit.
Terkait dengan isu tuntutan kesetaraan bisnis yang pernah disampaikan sebelumnya, Erdit enggan menjawab detail. Dia mengatakan saat ini fokus perusahaan adalah memantapkan finalisasi kolaborasi dengan Gojek.
Kerja sama Blue Bird dan Gojek itu makin meramaikan kolaborasi antara penyedia transportasi konvensional dan transportasi online. Sebelumnya model bisnis ini di Indonesia sudah dipioniri oleh Grab, pesaing Gojek.
Grab sejak awal sudah merilis layanan pemesanan taksi konvensional melalui aplikasinya. Jenis layanan itu dinamakan GrabTaxi. Untuk layanan ini, Grab menggandeng perusahaan taksi Express dan perusahaan lainnya. Grab terbilang sudah punya beragam layanan sejak awal dibandingkan Gojek yang sampai tahun lalu masih fokus bisnis pada ojek online. Selain GrabTaxi, GrabBike untuk ojek online, Grab juga memiliki layanan pemesanan angkutan sewa plat hitam, GrabCar.
Bicara soal perfoma layanan, Grab yang merupakan perusahaan teknologi asal Negeri Jiran ini memulai bisnisnya pada 2012 dengan mengawalinya sebagai aplikasi pemesanan taksi.
Grab mengklaim menjadi perusahaan penyedia layanan transportasi terbesar di Asia Tenggara dengan lebih dari 200 ribu pengemudi aktif, aplikasi diunduh 11 juta perangkat dengan 1,5 juta pemesanan di kawasan Asia Tenggara.
Sejak pertengahan 2015 yang diiringi peluncuran layanan terbarunya, seperti GrabBike, Grab mencatat rata-rata pertumbuhan jumlah tumpangan sebesar 35 persen per bulannya untuk layanan GrabCar dan 75 persen untuk layanan GrabBike di seluruh Asia Tenggara.
Dengan kinerja yang makin positif tersebut, Grab percaya diri bisa kuasai separuh pasar ojek online di Indonesia.
"Grab menjadi satu-satunya aplikasi transportasi yang memberikan kebebasan kepada penumpang untuk memilih jenis transportasi yang mereka inginkan. Kami menargetkan dan berada di jalur untuk memiliki 50 persen transportasi darat, kategori ojek," ungkap Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata pada awal Februari lalu.