Ahok 'Terjepit' di Antara Pilihan Sulit

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Thahaja Purnama (Ahok)
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

"Kami yang paling penting Ahok harus bisa memperhatikan konstituennya. Ahok harus bisa memberikan jawaban," katanya.

Tapi meski mengeluarkan ultimatum, Teman Ahok tetap bersikap bijaksana dan rela jika pada akhirnya Ahok memang maju melalui jalur partai politik.

"Kita mendukung, tidak masalah juga. Kita juga tidak terlalu memaksakan Ahok. Tujuan Teman Ahok agar Ahok maju lagi," kata Singgih Widyastama, Rabu, 13 Juli 2016.

Akan halnya Ahok, meski belum tersirat langsung, ia pernah berucap, bisa saja ikut kubu partai politik, dengan syarat kelompok partai politik bisa meyakinkan kelompok relawan dalam pencalonan nanti.

"Selama partai bisa yakinkan Teman Ahok bahwa (partai politik) pasti calonkan saya, saya bisa ikut parpol," ujar Ahok di Balai Kota DKI, Senin, 20 Juni 2016.

Ahok mengatakan, Teman Ahok juga pada dasarnya tidak akan mempermasalahkan jika ia pada akhirnya memilih menggunakan jalur partai politik. Teman Ahok pada awal terbentuknya sekadar khawatir Ahok tak bisa kembali mencalonkan diri di Pilkada karena kerap berseteru dengan rekan legislatifnya yang merupakan kader partai politik di DPRD DKI.

Lagi pula, Ahok mengatakan, satu juta lebih (KTP) DKI yang telah dikumpulkan Teman Ahok bukan berasal dari warga Jakarta yang mengharapkan dirinya tidak menggunakan jalur partai politik. Warga Jakarta itu memiliki pandangan yang sama dengan Teman Ahok. Meski tidak lagi menjadi kader partai politik, Ahok adalah orang yang telah lebih dari 10 tahun malang melintang di tiga partai politik (Partai Indonesia Baru, Partai Gerindra dan Partai Golkar). "Mereka (warga pengumpul KTP) kan juga tahu dulu saya orang parpol," ujar Ahok.