Nikah Sesama Jenis Hingga Penjual-Peminum Miras Terancam Dibui
- VIVA/Anwar Sadat
Salah satu tujuannya adalah melindungi masyarakat dari dampak negatif, menciptakan ketertiban, dan ketenteraman di masyarakat dari para peminum minuman beralkohol.
Baca selengkapnya di tautan ini
3. Panas, Geisz Chalifah ke Kapitra: Ngerti Nggak yang Anda Bicarakan
- tvOne
Pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri soal kondisi Jakarta saat ini amburadul menuai perdebatan. Megawati pun sempat membandingkan kondisi Jakarta sekarang dengan 1950-an.
Elite PDIP pasang badan membela dan menjelaskan maksud ucapan ketua umumnya itu. Namun, suara yang kontra dengan Megawati pun mempertanyakan konteks amburadul karena tak sesuai kenyataannya. Hal ini yang jadi perdebatan dalam acara Dua Sisi tvOne bertajuk Mega: "Jakarta Amburadul".
Dalam acara tersebut menghadiri politikus PDIP Kapitra Ampera dan Anggota DPRD DKI dari Fraksi PSI William Aditya Sarana. Dari sisi yang kontra ada Anggota DPRD dari Fraksi Gerindra Syarif dan aktivis media sosial yang juga pendukung Gubernur DKI Anies Baswedan, Geisz Chalifah.
Baca selengkapnya di tautan ini
4. Siapa Ustaz Maaher, Pria yang Tantang Nikita Mirzani
- Instagram @ustadzmaaher_real
Warganet disibukan dengan perdebatan antara ustaz Maaher At-Thuwailibi dan artis Nikita Mirzani. Perdebatan dipicu lantaran penyataan Nikita yang menyebut habib Imam besar FPI sebagai tukang obat jalanan. Hal itu disampaikan Nikita saat live di Instagram pribadinya.
Lalu siapakah sosok ustaz Maaher At-Thuwailibi? Dari penelusuran VIVA di Twitter Ust Maaher At-Thuwailibi Official, Jumat, 13 November 2020, Maaher merupakan ustaz yang berasal dari Medan, Sumatera Utara.
Di keterangan data, dia menuliskan dirinya sebagai Da’i - Murabbi, dan founder Salafy Garis Lurus. Dalam unggahan di media sosialnya, dia banyak meng-upload foto dan video sedang bertausiyah di suatu majelis taklim.
Baca selengkapnya di tautan ini
5. 56 Detik Rontokkan Virus COVID-19 di Wisma Atlet
- Istimewa
Tangan menjadi media perantara utama penularan COVID-19. Maka tepatlah jika 500 tenaga kesehatan (nakes) Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Jakarta serentak melakukan tepuk tangan dalam peringatan Hari Kesehatan ke-56 sebagai simbol perlawanan terhadap Covid-19.
"Tepuk tangan selama 56 detik juga menjadi bentuk apresiasi kepada para tenaga kesehatan dan masyarakat yang bahu membahu mengenyahkan pandemi Covid-19," kata Koordinator RSDC Wisma Atlet Mayjen TNI, Tugas Ratmono, di Jakarta.
Kegiatan itu berlokasi taman samping tower 2 RSDC Wisma Atlet dipenuhi 500 tenaga kesehatan yang berdiri membentuk barisan. Baris terdepan, Koordinator RSDC Wisma Atlet Mayjen TNI, Tugas Ratmono dan Komandan Lapangan Letkol Laut drg. Muhammad Arifin berdiri di atas bangku beton jumbo yang membuatnya terlihat oleh semua nakes yang memenuhi taman. (ren)