Ajang Unik Gema Cipta Lagu Gaet Juri dari KLa Project hingga Boomerang

Para musisi juri Gema Cipta Lagu.
Sumber :
  • Gemantra.

Jakarta, VIVA – Gerakan Masyarakat Kebudayaan Nusantara (GEMANTRA) menggebrak dunia musik Tanah Air dengan menggelar kompetisi nasional Gema Cipta Lagu. Ajang ini mengajak musisi dan seniman di seluruh Indonesia untuk menciptakan lagu mars partai yang akan digunakan secara luas.

Sejak diluncurkan pada 10 Agustus 2025, kompetisi ini sudah menerima puluhan karya dari 38 provinsi. Ketua panitia, Ahmad Rofiq, menyebut program ini sebagai terobosan unik yang belum pernah ada sebelumnya. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!

“Gema Cipta Lagu adalah program perdana Gemantra. Masyarakat umum dilibatkan sejak awal untuk menjadi bagian penting dalam ruang kebudayaan. Ini bukan sekadar lomba, tapi gerakan kebudayaan,” kata Ahmad Rofiq, yang dikenal dekat dengan komunitas seniman, mengutip keterangannya, Selasa 16 September 2025. 

Untuk memastikan kualitas lagu yang dihasilkan, kompetisi ini menggandeng lima musisi kenamaan Indonesia sebagai dewan juri nasional. Mereka adalah Adi Adrian (keyboardist KLa Project), John Paul Ivan (gitaris Boomerang), Edwin Marshal Syarief (gitaris Cokelat), Sandy Canester (penyanyi dan penulis lagu), dan Oleg Sancabachtiar (sutradara video musik).

Selain itu, Setiabudi A.C. Nurdin atau Buddy A.C. dari internal Gemantra dipercaya sebagai Ketua Dewan Juri, didampingi Hardiansyah dan Mira Pane. Juri lokal dari 38 provinsi juga turut menyeleksi karya bersama seniman daerah sebelum dikirim ke dewan juri nasional.

Kelima juri nasional menyambut antusiasme ajang ini. Mereka memberikan pandangan masing-masing.

“Melibatkan masyarakat dalam menciptakan Mars dan Hymne partai adalah langkah berani yang patut diapresiasi,” kata Adi Adrian.

Sementara itu, John Paul Ivan melihat kompetisi ini sebagai tantangan yang menyenangkan bagi musisi kreatif, meskipun ia menyadari kompetisi ini sangat serius karena untuk partai politik. Edwin M. Syarief menambahkan bahwa membuat lagu kebangsaan butuh usaha besar.

“Saya pernah merasakannya saat menciptakan Bendera bersama Cokelat,” katanya.

“Penulis lagu bebas berkarya, tapi agar karyanya diterima masyarakat luas, tetap perlu kerja keras,” sambungnya.

Terakhir, Oleg Sancabachtiar menyayangkan dirinya tidak bisa ikut.

“Kalau saya bisa bikin lagu, saya pasti ikut. Bukan soal hadiahnya, tapi karena karya ini akan jadi simbol perjuangan yang dikenang selamanya,” tuturnya.

Kompetisi Gema Cipta Lagu menawarkan total hadiah sebesar Rp75 juta. Bagi Anda yang tertarik, pastikan karya lagu harus otentik, bukan hasil generate AI, dan memiliki durasi minimal 1,5 menit. Lirik lagu harus menggunakan bahasa Indonesia, merefleksikan semangat nasionalisme, visi, dan misi Partai Gema Bangsa, serta hak ciptanya menjadi milik partai. Keputusan dewan juri juga bersifat mutlak.

Batas waktu pengiriman karya adalah 10 Agustus hingga 10 Oktober 2025.