Alami Kebutaan Mendadak, Kurnia Meiga Sempat Marah pada Tuhan dan Nekat Bunuh Diri
- Tangkapan Layar
JAKARTA – Pesepakbola Kurnia Meiga merupakan salah satu pemain tim nasional Indonesia yang sempat mendapat gelar sebagai penjaga gawang terbaik ajang turnamen Piala AFF tahun 2016 silam.
Namun sayangnya beberapa tahun belakangan ini dirinya harus menerima kenyataan tidak bisa melihat lagi. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Kurnia Mega diketahui mengalami kebutaan secara mendadak. Bahkan saat menjalani pemeriksaan, dokter tak menemukan adanya penyakit apa pun yang menyebabkannya buta.
Musibah yang menyebabkannya buta secara mendadak itu juga membuat kehidupannya berbalik 180 derajat.
Kiper Arema FC, Kurnia Meiga Hermansyah
- Istimewa
Dia harus putus kontrak dengan Tim Nasional Indonesia pada 2017. Dia bahkan harus menjual medali-medali yang diperolehnya untuk membiayai kehidupan keluarganya.
"Jadi ngga tahu karena apa, sore masih acara anak malam masih Muai Thai, terus pagi bangun tidur pusing siang mata udah ketutup kayak tirai," kata dia mengutip tayangan YouTube Deddy Corbuzier.
Tak dipungkirinya, insiden yang menyebabkan dirinya tak bisa lagi melihat ini mempengaruhi mentalnya. Bahkan diungkap ayah satu orang anak ini dia sempat mempertanyakan sosok Tuhan.
Mantan kiper Timnas Indonesia, Kurnia Meiga
"Diawal kenanya saya engga bisa terima saya engga percaya adanya Tuhan," katanya.
Kurnia Meiga juga mengungkap, lantaran kondisinya tersebut dia sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya.
"Di titik terendah saya hampir bunuh diri pernah. Tiba-tiba terlintas mikir (bunuh diri)," ujarnya.
Untungnya aksi nekatnya saat itu dilihat anaknya. Anaknya kemudian melepas pisau yang sudah diarahkan Kurnia Meiga ke pergelangan tangannya.
Kiper Arema FC, Kurnia Meiga Hermansyah
- Istimewa
"Anak-anak langsung lepas pisau. Sudah saya pegang di nadi kaget karena saya down dan gak tahu harus bagaimana," ujarnya.
Dijelaskannya, pengelihatannya yang hanya tersisa 6 persen ini membuatnya takut untuk bertemu dengan orang lain. Bukan karena malu katanya, melainkan dia tak ingin orang mengasihianinya karena kondisi matanya yang tak lagi bisa melihat.
"Di 2 tahun awal ketemu orang takut, saya baru setahun ini ketemu orang mental saya kaya keguncang gitu loh. Engga malu sama sekali, saya gak pengen orang kasihan aja sih sebetulnya ya," ujarnya.