3 Greenpreneur Indonesia, Menjawab Tantangan Sosial Berwawasan Lingkungan
- Wismilak Foundation
“Momentumnya pas untuk usaha yang berbicara tentang lingkungan dan manusia. Plépah lahir dari sebuah keresahan. Motivasi saya ingin berkontribusi, dan saya punya interest sendiri terhadap hal-hal yang sifatnya bisa memberikan kualitas yang baik,” ungkap Rengkuh Banyu Mahandaru selaku Co-Founder & CEO Plépah.
Tahun 2022, Plépah resmi memiliki pabrik di Cibinong. Jumlah produksi produk Plépah meningkat signifikan, dari yang hanya 1.000 kemasan per bulan menjadi 120.000 per bulan. Selain itu lingkup bisnis Plépah juga diperluas dan tengah mengembangkan di sektor renewable energy.
Pada April 2023 lalu, Plépah juga berhasil go global dengan mengikuti pameran teknologi industri tingkat dunia Hannover Messe 2023 di Jerman mewakili Indonesia. Plépah hadir sebagai perwakilan startup yang merepresentasikan inovasi maupun potensi investasi di sektor ramah lingkungan.
Ubah Ugly Produce Jadi Punya Nilai Lebih
Faktanya, 20-40% bahan makanan di seluruh dunia terbuang bahkan sebelum sampai di toko. Untuk Indonesia sendiri, tercatat membuang sekitar 300 kilogram sampah makanan per tahunnya. Hal tersebut, biasanya karena pasar memiliki standar tertentu tentang penampilan buah yang akan ditampilkan dalam display. Hasil panen yang terlihat tidak “cantik” inilah yang disebut dengan ugly produce, meskipun nyatanya produk tersebut masih segar dan bernutrisi seperti buah atau sayur lainnya.
Melalui food rescue, Lumbung Alum by Garda Pangan berupaya menyelamatkan surplus makanan yang dihasilkan oleh industri f&b dari potensi terbuang. Makanan tersebut akan diperiksa kembali kualitasnya, dikemas ulang, lalu dibagikan kepada masyarakat pra-sejahtera di Surabaya.
“Untuk menjamin keamanan dari makanan tersebut, Lumbung Alum by Garda Pangan menerapkan Standard Operating Procedure (SOP) yang ketat untuk memastikan makanan ditangani secara higienis dan disampaikan secara bermartabat. Ajang DSC menjadi kesempatan buat para entrepreneur muda untuk naik kelas dan belajar banyak lewat kompetisi ini,” ungkap Dedhy Bharoto Trunoyudho selaku founder Garda Pangan.
Wismilak Foundation melalui program Diplomat Success Challenge (DSC) diharapkan dapat terus menjadi gerakan dalam memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan dan masyarakat. “Kewirausahaan dapat menjadi motor penggerak dalam menciptakan solusi lingkungan yang berkelanjutan. Dengan memanfaatkan teknologi dan inovasi, para Greenpreneurs jebolan DSC ini dapat menciptakan produk yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat,” Ujar Edric Chandra selaku Program Initiator DSC.