Manohara Odelia Pinot
- VIVAnews / Gestina Rachmawati
Kasus yang menimpa anggota kerajaan Kelantan ini semakin mendapat perhatian setelah Perdana Menteri Malaysia Tun Abdul Razak mengelak pertanyaan wartawan mengenai Manohara saat bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta 23 April 2009. Pemerintah Indonesia akhirnya campur tangan dengan meminta penjelasan Pemerintah Malaysia mengenai dugaan pencekalan tersebut.
Akhirnya pada 31 Mei 2009, Manohara melarikan diri. Berkat kerja sama antara kedutaan Singapura dan Kedutaan Amerika Serikat serta juga pihak Indonesia, Manohara yang sedang menjenguk keluarga kerajaan yang sedang sakit di Singapura dapat pulang ke Indonesia.
Sekembalinya di Indonesia, Manohara tak lantas melupakan kasusnya. Setelah pengacara OC Kaligis dan aktivis perempuan Ratna Sarumpaet mengundurkan diri karena menganggap Manohara tak serius, Mano lalu menggaet tujuh pengacara kenamaan, di antaranya Hotman Paris Hutamea dan Farhat Abbas. Mano juga menunjuk pengacara di Malaysia, Muhammed Zaini Mazlan untuk mengurus kasusnya di Malaysia Juni 2009. Dia bertekad tidak akan kembali ke Malaysia dan akan menceraikan suaminya.
Menjadi Model Video Klip
Sementara kasusnya ditangani berwajib, Mano mulai menata hidupnya dan membintangi sinetron dengan dari kisah hidupnya. Ia juga merambah bidang lain, yakni model video klip.
Para produser film memperebutkan Manohara agar mau tampil sebagai bintang dalam video klip. Di lagu berjudul Misteri Cinta milik Dhangduters. Manohara didaulat menjadi bintangnya. Sebelumnya Manohara juga ditawari menjadi model video klip oleh Sembilan Band, yang digarap oleh vokalis ST 12, Charlie Van Houten. Kabarnya, Manohara memasang banderol mahal untuk tampil menjadi model videoklip, dengan nominal di atas Rp300 juta. Namun Mano sendiri mengaku senang bisa tampil dalam video klip.
Kasus Sidang Manohara
Kasus Manohara yang disidangkan di pengadilan Syariah Malaysia dengan tuduhan penganiayaan memvonis kekalahan telak. Pengadilan Malaysia November lalu memerintahkan Manohara dan ibunya membayar denda dan ganti rugi RM105 juta atau sekitar Rp291 miliar karena melakukan fitnah. Hal ini ditanggapi dengan santai oleh Manohara. Dia mengaku aktivitasnya tetap berjalan normal.
Masuk Januari 2010, perseteruan Mano dan Fakhry berlanjut. Di depan pengadilan syariah Malaysia, Tengku Fakhry menuntut agar Manohara mengembalikan hutang sebesar satu juta ringgit yang bukan merupakan bagian harta dorm (pernikahan). Dia menyatakan bahwa uang bukanlah masalah. Yang terpenting baginya adalah menjaga martabat dan reputasi diri serta keluarga kerajaan Kelantan.