Sosok Abdul Razak Mantan Atlet Dayung yang Viral di Media Sosial
- Telisik.id
Atas kerja kerasnya pada saat itu, Abdul Razak mendapatkan satu tiket untuk berlaga di Olimpiade Barcelona 1992 pada cabang olahraga kano nomor K-2 500 m sprint. Dia pun berhasil mencatatkan waktu 1 menit 41.23 detik pada babak repechage. Namun sayang, catatan tersebut belum bisa membawanya meraih medali Olimpiade karena harus terhenti di urutan keenam.
Asian Games Hiroshima pada tahun 1994 merupakan kejuaraan terakhir yang diikutinya sebelum gantung kayuh. Selama menjadi atlet, Abdul Razak telah mengumpulkan 48 medali yang terdiri dari 36 emas, 4 perak, dan 8 perunggu.
Menjadi pelatih setelah pensiun
Setelah tak lagi menjadi atlet, pada tahun 1995, dia memutuskan untuk menjadi pelatih kontingen Jawa Timur. Tahun 2000, dia dipanggil Gubernur Sultra saat itu, La Ode Kaimoeddin, dan pindah bekerja di Dispora Sultra.
Usai pensiun menjadi PNS, dia kembali ke kampung halaman di WakatobI dan tinggal di rumah kecil. Gaji pensiunannya yang kecil tidak mencukupi untuk memperbaiki rumah dan tidak cukup pula untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya, sehingga dia beralih menjadi nelayan.
Meskipun telah menjadi nelayan, dia tetap semangat untuk melatih bibit-bibit muda di sekitar rumahnya yang ingin menjadi atlet kano. Berkat didikannya itu, skuad besutannya sukses mendapatkan 3 medali emas di ajang PON Jawa Barat 2016. Namun, dia harus rela menjual motor kesayangnya sebagai modal untuk memberangkatkan tujuh anak asuhnya ke Jawa Barat pada saat itu.
Mendapat respons dari Ketua DPD
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, merespon berita terkait kondisi mantan atlet dayung Abdul Razak yang kini menjadi nelayan sederhana di kampung halamannya, Wakatobi.
LaNyalla berharap bahwa Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memiliki program untuk masa tua atlet. Menurutnya, program tersebut bisa membantu kesejahteraan para mantan atlet, atau pun atlet yang sudah tidak produktif.