Aku Ditembak!
- U-Report
Sore telah tiba. Aku suka sekali mengekor cowok ini ke mana-mana. Dia enggak tahu selama ini aku suka mengikuti di belakangnya. Semacam Sasaeng Fans gitu. Tapi fakta mengejutkannya adalah aku tidak tahu wajah dia itu seperti apa. Tapi aku bisa merasakan keberadaan dia dan selalu yakin kalau itu dia.
Aku juga nggak mengerti kenapa bisa nge-fans sama manusia ini padahal dia bukan artis, anaknya pejabat juga bukan, ganteng apalagi eh nggak tahu juga sih dia ganteng apa tidak, kan aku nggak tahu dia tampangnya seperti apa. Di avatar twitternya dia nggak pasang foto sendiri, dan dia juga nggak pernah upload foto close up, full body atau V pose yang lagi nge-trend itu. Dia cuma upload gambar dengan kata-kata bijak yang kadang suka bikin baper.
Tapi menurut bayanganku, dia itu orangnya mirip tukang sayur jomblo dekat kontrakan yang sering gangguin cewek tiap belanja dagangannya. Tukang sayurnya ganteng sih, tapi genit banget dan kita suka digombalin dulu kalau pas lagi tanya-tanya harga sayurnya. Dia tampangnya mirip Marsya Manopo, tahu kan host-nya Weekend List di NET TV itu loh.
Oke kembali ke cerita, kita lupakan tukang sayur jomblo. Sore itu aku dan temanku akhirnya pergi ke pantai juga. Pas sampai di sana, aku cari-cari orang itu dan akhirnya ketemu. Aku bukan mencari lewat wajahnya, tapi lewat suara dan candaan khasnya. Setelah aku menemukan orang itu lewat suara indahnya, aku masih belum bisa melihat dengan jelas wajahnya seperti apa padahal aku tahu itu dia dan aku berada di depannya.
Mukanya seperti tertutup sesuatu yang hitam dan samar-samar. Jantungku mulai berdegup kencang. Aku pura-pura mondar-mandir lewat di depan dia. Dia lagi asyik sama temannya dan entah apa yang mereka bercandain, tapi mereka kelihatan happy dan nggak peduli dengan alam sekitarnya.
Aku bersyukur dia nggak melihat aku yang dari tadi mondar-mandir nggak jelas di depannya hanya untuk melihat dia, dan aku pun sudah merasa bahagia. Setelah beberapa kali sibuk mondar-mandir kayak setrikaan, akhirnya dia mulai menyadari kehadiranku. Dia menatapku! Aku jadi salah tingkah dan bingung apa yang harus aku lakukan untuk menyamarkan kelakuanku ini. Akhirnya aku mencoba untuk bersikap tenang dan otakku mulai berpikir cepat. Ya, aku harus kabur tapi dengan gaya yang tetap cool.